Selasa, 27 Maret 2012

[Koran-Digital] PMI: Tidak Betul Kami Memasok Batu untuk Demonstran

PMI: Tidak Betul Kami Memasok Batu untuk Demonstran
| Heru Margianto | Rabu, 28 Maret 2012 | 10:05 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Palang Merah Indonesia (PMI) DKI Jakarta membantah
tudingan polisi yang menyebut salah satu mobil ambulans milik PMI
memasok batu untuk mahasiswa saat pecah bentrok dengan polisi di Jalan
Medan Merdeka Timur, Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (27/3/2012).
Bahwa korban membawa batu saat dibawa ke dalam mobil itu tak terhindarkan.

"Tudingan itu tidak betul. Mobil PMI tidak memasok batu kepada
mahasiswa," ujar Sekretaris PMI DKI Jakarta Irwan Hidayat saat dihubungi
Kompas. com, Rabu (28/3/2012).

Kalau polisi menemukan batu di mobil PMI, kata Irwan, itu tidak bisa
dihindarkan karena saat itu PMI tengah mengangkut sejumlah mahasiswa
yang menjadi korban bentrokan. "Batu-batu itu berasal dari tas
mahasiswa, kantong mahasiswa, yang saat itu kami tolong. Jadi bukan kami
menyediakan batu," kata dia.

Ia menuturkan, saat unjuk rasa kemarin, PMI DKI Jakarta menyiapkan 12
mobil ambulans di enam titik yaitu di Tugu Proklamasi, Gedung
DPR/DPD/MPR, Bundaran Hotel Indonesia, Tugu Monas, Patung Pancoran, dan
Depo Pertamina Plumpang.

Saat mahasiwa dan aparat polisi bentrok di kawasan Gambir, dua mobil PMI
bersiaga di lokasi untuk mengantisipasi jatuhnya korban. Satu mobil
ditempatkan di belakang barisan polisi dan satu lagi di belakang barisan
mahasiswa. "Kami sudah berkoordinasi dengan PMI pusat dan polisi soal
penempatan mobil PMI. Jadi, kami selalu berkoordinasi dengan polisi pada
setiap pergerakan mobil kami," terangnya.

Selanjutnya, tutur Irwan, korban berjatuhan saat bentrok terjadi. Ia
mengakui, mobil PMI yang berada di barisan mahasiswa memang bolak-balik
untuk menolong korban dari pihak mahasiswa. Saat tengah mengangkut enam
mahasiswa yang terluka, polisi menghentikan mobil PMI dan melakukan
penggeledahan. Polisi curiga di antara mahasiswa di dalam mobil ada yang
membawa bom molotov. Empat mahasiswa diminta turun dan dipindahkan ke
mobil tahanan polisi, sementara dua tetap di dalam mobil karena pingsan.

"Nah, saat itu polisi melihat ada batu di mobil PMI. Saya tegaskan, itu
bukan batu yang dituding dipasok oleh PMI. Tugas PMI adalah menolong
korban. Bahwa korban membawa batu saat dibawa ke dalam mobil itu tak
terhindarkan," terang Irwan.

Menurutnya, saat penggeledahan itu relawan PMI juga sudah melakukan
dialog dengan aparat kepolisian menjelaskan duduk perkaranya. Relawan
PMI juga meminta kepada polisi untuk menolong korban terlebih dahulu
sebelum dibawa ke mobil tahanan. "Polisi di lapangan paham. Selesai di
situ. Saya tidak tahu kenapa kemudian muncul tudingan itu," katanya.

Soal tudingan itu, Irwan khawatir, ada mobil ambulans lain bergambar
logo palang merah dan dianggap polisi sebagai mobil PMI. Ia terbuka jika
pihak kepolisian ingin meminta keterangan dari PMI DKI Jakarta.

Seperti diberitakan, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya
Komisaris Besar Toni Harmanto, menuding mahasiswa yang terlibat bentrok
dengan polisi di kawasan Gambir memanfaatkan satu mobil PMI untuk
memasok batu sebagai alat menyerang polisi.

Karena curiga melihat mobil terus bolak-balik ke tengah kerumunan massa,
polisi akhirnya menghadang mobil itu. Saat diperiksa, polisi menemukan
batu-batu di dalam mobil.

http://megapolitan.kompas.com/read/2012/03/28/10052946/PMI.Tidak.Betul.Kami.Memasok.Batu.untuk.Demonstran

--
"One Touch In BOX"

To post : koran-digital@googlegroups.com
Unsubscribe : koran-digital-unsubscribe@@googlegroups.com

"Ketika berhenti berpikir, Anda akan kehilangan kesempatan"-- Publilius Syrus

Catatan : - Gunakan bahasa yang baik dan santun
- Tolong jangan mengiklan yang tidak perlu
- Hindari ONE-LINER
- POTONG EKOR EMAIL
- DILARANG SARA
- Opini Anda menjadi tanggung jawab Anda sepenuhnya dan atau
Moderator Tidak bertanggung Jawab terhadap opini Anda. -~----------~----~----~----~------~----~------~--~------------------------------------------------------------
"Bersikaplah sopan, tulislah dengan diplomatis, meski dalam deklarasi perang sekalipun seseorang harus mempelajari aturan-aturan kesopanan." -- Otto Von Bismarck.
"Lidah orang berakal dibelakang hatinya, sedangkan hati orang dungu di belakang lidahnya" -Ali bin Abi Talib.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.