Senin, 09 April 2012

[Koran-Digital] Megawati Institute: Utang Rp 1.844 Triliun Tapi Kualitas Pembangunan RI Jeblok

Selasa, 10/04/2012 07:06 WIB
Megawati Institute: Utang Rp 1.844 Triliun Tapi Kualitas Pembangunan RI
Jeblok
Herdaru Purnomo - detikFinance


Jakarta - Utang pemerintah RI terus 'menggunung' setiap bulannya. Hingga
Februari 2012 saja utang RI bertambah Rp 41,47 triliun. Namun terus
bertambahnya utang dinilai tidak seiring dengan penurunan kemiskinan dan
membaiknya kualitas pembangunan.

Demikian hasil riset Megawati Institute yang disampaikan Direktur
Eksekutif Megawati Institute, Arif Budimanta kepada detikFinance di
Jakarta, Selasa (10/4/2012).

"Utang yang menggunung dikhawatirkan akan berdampak dengan kemampuan
kita membayar. Karena apabila dilihat dari aspek likuiditas kondisi
fiskal kita sudah pada taraf menghawatirkan," ungkap Arif.

Mengapa menghkawatirkan? Arif mengatak hal tersebut ditunjukkan dengan
semakin negatifnya atau bisa dibilang tidak 'surplus' lagi keseimbangan
primer RI. Menurutnya, keseimbangan primer menunjukkan suprlus pendaptan
setelah dikurang dengan belanja, pengeluaran diluar pembayaran bunga dan
cicilan utang.

"Lima tahun terakhir keseimbangan primer ini menurun 7000 persen," tegas
Arif.

Megawati Institute juga melihat utang yang besar ini tidak menunjukkan
membaiknya kualitas pertumbuhan ekonomi Indonesia.

"Infrastruktur dasar jelek, harga bahan pokok yang tidak terkendali,
akses pendidikan dan kesehatan yang semakin mahal serta kesempatan kerja
yang terbatas," jelasnya.

Hal ini diperkuat dengan hasil penelitian Asian Development Bank (ADB)
yang menunjukkan pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya bisa menurunkan
kemskinan 0,88%. "Ini terburuk di ASEAN, Thailand bisa 5,62% dan
Malaysia 2,99%," tutur Arif.

Ini artinya utang yang besar tidak memiliki korelasi signifikan terhadap
produktivitas ekonomi bahkan diduga tidak digunakan untuk investasi.

Lebih jauh Arif menyampaikan, Yunani dan Italia memiliki rasio utang
terhadap PDB yang lebih besar dari 30%. Tunggu dulu! Perbedaannya,
disana jaminan sosial dan kebutuhan dasar masyarakatnya berada dalam
kualitas sangat baik.

"Itulah yang membedakannya dengan Indonesia," kata dia.

Arif berpandangan, kedepan pemerintah harus melakukan reformulasi
manajemen utang, utang harus diperjelas peruntukannya untuk kegiatan
produktif yang terkait langsung dengan kesempatan kerja rakyat.

"Selama ini pemerintah berutang, terutama utang dalam negeri hanya untuk
memberikan imbal hasil tinggi bagi pemiliki modal, tetapi melupakan
manfaatnya buat rakyat banyak," kata Dia.

Sedangkan utang luar negeri, beberapa program yang dibiayai luar negeri
melalui utang, produknya hanya 'kertas'.

"Alias bisa dibilang hanya aturan-aturan yang sebenarnya bisa dikerjakan
oleh pemerintah tanpa berutang," tegasnya.

Seperti diketahui, total utang pemerintah Indonesia hingga Februari 2012
mencapai Rp 1.844,96 triliun naik Rp 41,47 triliun dari akhir 2011 yang
nilainya mencapai Rp 1.803,49 triliun. Secara rasio terhadap PDB, utang
pemerintah Indonesia berada di level 25,5% pada Februari 2012.

Jika dihitung dengan denominasi dolar AS, jumlah utang pemerintah di
Februari 2012 mencapai US$ 203,08 miliar jumlah ini naik dari posisi di
akhir 2011 yang mencapai US$ 198,89 miliar.

http://us.finance.detik.com/read/2012/04/10/070600/1888395/4/megawati-institute-utang-rp-1844-triliun-tapi-kualitas-pembangunan-ri-jeblok

--
"One Touch In BOX"

To post : koran-digital@googlegroups.com
Unsubscribe : koran-digital-unsubscribe@@googlegroups.com

"Ketika berhenti berpikir, Anda akan kehilangan kesempatan"-- Publilius Syrus

Catatan : - Gunakan bahasa yang baik dan santun
- Tolong jangan mengiklan yang tidak perlu
- Hindari ONE-LINER
- POTONG EKOR EMAIL
- DILARANG SARA
- Opini Anda menjadi tanggung jawab Anda sepenuhnya dan atau
Moderator Tidak bertanggung Jawab terhadap opini Anda. -~----------~----~----~----~------~----~------~--~------------------------------------------------------------
"Bersikaplah sopan, tulislah dengan diplomatis, meski dalam deklarasi perang sekalipun seseorang harus mempelajari aturan-aturan kesopanan." -- Otto Von Bismarck.
"Lidah orang berakal dibelakang hatinya, sedangkan hati orang dungu di belakang lidahnya" -Ali bin Abi Talib.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.