Asumsi APBN Yang Disepakati Dipenuhi Kepentingan Politik
Rabu, 04 April 2012 , 08:10:00 WIB
RMOL.Kementerian Keuangan (Kemenkeu) akan kembali mengajukan Rancangan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negera Perubahan (RAPBNP) kedua kalinya
jika kondisi ekonomi memburuk dan harga minyak dunia terus naik.
Menteri Keuangan (Menkeu) Agus Martowardojo mengatakan, pengajuan APBNP
dua kali bukan yang pertama kali dilakukan pemerintah. Menurut dia,
pada 2005 pemerintah pernah melakukannya.
Agus menjelaskan, pengajuan APBNP ini dilakukan agar tingkat
kepercayaan investor tidak menurun. Pengajuan perubahan anggaran
bisa terjadi jika pergerakan harga minyak dunia terus naik.
Namun, bekas Dirut Bank Mandiri itu mengatakan, untuk saat ini postur
APBN masih aman karena pemerintah mempunyai katup pengaman jika
terjadi gejolak harga minyak mentah dunia yang terus meroket.
Selain itu, jika pemerintah akan menaikkan harga, telah ada bantalan
anggaran untuk kompensasi dampak kenaikan harga BBM bersubsidi untuk
masyarakat miskin. "Kami punya katup pengaman seperti tertera pada
pasal 7 ayat 6a Undang-Undang APBN," jelas Menkeu.
Agus juga menegaskan, pengajuan APBN kedua kalinya tidak akan
mempengaruhi kredibilitas Indonesia di mata investor asing. Indonesia
justru akan dihormati karena para investor tahu keuangan negara
dijaga dengan baik.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik mengatakan,
pemerintah baru bisa menaikkan harga BBM subsidi jika harga Indonesia
Crude Price (ICP) April berada pada angka 134,64 dolar AS per barel
atau 15 persen di atas asumsi yang ditetapkan pemerintah sebesar 105
dolar AS per barel.
Meskipun ICP pada April 2012 masih berada di bawah 134,64 dolar AS per
barel, kata dia, pemerintah masih berpeluang menaikkan harga BBM jika
harga rata-rata ICP selama Mei hingga Juni berada di atas 132,8 dolar AS
per barel. "Hal itu sesuai dengan pasal 7 ayat 6a," ujarnya.
Namun, Wacik mengatakan, keputusan naik tidaknya harga BBM bersubsidi
sepenuhnya tergantung kepada pemerintah.
Direktur Indonesia Resourse Studies (Iress) Marwan Batubara menilai,
pernyataan Menkeu bahwa pemerintah siap melakukan pengajuan APBNP yang
kedua kalinya dikarenakan banyak asumsi dalam APBNP kemarin meleset.
"Asumsi-asumsi yang disepakati dalam APBN tidak sesuai, karena saat
pembahasan lebih kental kepentingan politiknya dan terburu-buru dan
menyebabkan hasilnya tidak optimal," kritik Marwan.
Menurut Marwan, sebenarnya pemerintah tidak perlu khawatir dengan
kenaikan harga minyak dunia jika transparan dalam pengelolaan BBM dan
menghapuskan mafia serta korupsi minyak.
"Dengan itu pemerintah bisa menghemat anggaran banyak. Apalagi
sekarang kita tidak tahu jebolnya itu karena apa," katanya.
Apalagi, kata dia, Dirjen Pajak Fuad Rachmany juga mengatakan penetapan
produksi (lifting) minyak tidak transparan.
Anggota Komisi XI DPR Arif Budimanta menilai, rencana pemerintah untuk
mengusulkan APBNP yang kedua kalinya merupakan hal yang wajar, karena
pada 2005 juga pernah dilakukan.
"Yang penting akuntabilitas dari rencana perubahan itu bisa
dipertanggungjawabkan," katanya.
Namun, Arif mengaku heran dengan alasan pemerintah yang ingin menaikkan
harga BBM dengan alasan untuk menjaga agar APBN tidak jebol akibat
kenaikan harga minyak dunia.
Padahal, berdasarkan nota keuangan dalam rancangan APBNP yang kemarin
diajukan pemerintah, justru negara mendapatkan penerimaan tambahan
Rp 59 triliun sebagai dampak dari kenaikan harga minyak dunia.
Tambahan itu berasal dari penerimaan negara bukan pajak Rp 54 triliun
dan pajak perdagangan internasional Rp 5 triliun. Sedangkan kebutuhan
tambahan subsidi akibat kenaikan harga minyak hanya Rp 55 triliun dari
Rp 123 triliun menjadi Rp 178 triliun. [Harian Rakyat Merdeka]
http://ekbis.rmol.co/read/2012/04/04/59647/Menkeu-Ngotot-Ajukan-APBNP-Lagi-ke-DPR-
--
"One Touch In BOX"
To post : koran-digital@googlegroups.com
Unsubscribe : koran-digital-unsubscribe@@googlegroups.com
"Ketika berhenti berpikir, Anda akan kehilangan kesempatan"-- Publilius Syrus
Catatan : - Gunakan bahasa yang baik dan santun
- Tolong jangan mengiklan yang tidak perlu
- Hindari ONE-LINER
- POTONG EKOR EMAIL
- DILARANG SARA
- Opini Anda menjadi tanggung jawab Anda sepenuhnya dan atau
Moderator Tidak bertanggung Jawab terhadap opini Anda. -~----------~----~----~----~------~----~------~--~------------------------------------------------------------
"Bersikaplah sopan, tulislah dengan diplomatis, meski dalam deklarasi perang sekalipun seseorang harus mempelajari aturan-aturan kesopanan." -- Otto Von Bismarck.
"Lidah orang berakal dibelakang hatinya, sedangkan hati orang dungu di belakang lidahnya" -Ali bin Abi Talib.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.