Rabu, 26 Oktober 2011

Prosedur Kerja Pemasangan ETT Pada Bayi

Prosedur Kerja Pemasangan ETT Pada Bayi
1. Deskripsi
Ventilasi melalui pipa endotrakeal merupakan cara yang sangat efektif . Jalan nafas yang terjaga menyebabkan pemberian ventilasi dan oksigen lebih terjamin. Kemungkinan aspirasi cairan lambung lebih kecil. Tekanan udara pernafasan juga menjadi mudah dikendalikan dan penggunaan Positive End Expiratory Pressure (PEEP) dapat dilakukan dengan mengatur katup ekspirasi.

2. Indikasi
1. Proteksi jalan nafas
-Hilangnya refleks pernafasan ( cedera cerebrovascular, kelebihan dosis obat)
-Obstruksi jalan nafas besar ( epiglotitis, corpus alienum,paralisis pita suara) baik secara anatomis maupun fungsional.
-Perdarahan faring ( luka tusuk, luka tembak pada leher)
-Tindakan profilaksis ( pasien yang tidak sadar untuk pemindahan ke rumah sakit lain atau pada keadaan di mana potensial terjadi kegawatan nafas dalam proses transportasi pasien)

2. Optimalisasi jalan nafas
- Saluran untuk pelaksanaan pulmanary toilet darurat (sebagai contoh : penghisapan atau bronchoscopy untuk aspirasi akut atau pun trakheitis bakterialis berat)
- Tindakan untuk memberikan tekanan positif dan kontinu yang tinggi pada jalan nafas ( respiratory distress syndrome pada orang dewasa dan penyakit membran hyalin)( Dibutuhkan tekanan inspirasi yang tinggi atau PEEP).

3. Ventilasi mekanik
Ventilasi mekanik pada kegagalan respirasi yang dikarenakan :
- Pulmonar : penyakit asama, penyakit paru obstruktif kronik, emboli paru, pneumonia. (”Work of breathing”
berlebihan)
- Penyakit jantung atau edema pulmoner
- Neurologi : berkurangnya dorongan respirasi (Gangguan
kontrol pernafasan dari susunan saraf pusat)
- Mekanik : disfungsi paru-paru pada flail-chest atau pada
penyakit neuromuskuler
- Hiperventilasi therapeutik untuk pasien – pasien dengan
peningkatan tekanan intrakranial.

3. Alat dan Bahan
a. Laryngoscope lengkap dengan handle dan blade-nya
b. Pipa endotrakeal ( orotracheal ) dengan ukuran : perempuan no. 7; 7,5 ; 8 . Laki-laki : 8 ; 8,5. Keadaan emergency : 7,5
c. Forceps (cunam) magill ( untuk mengambil benda asing di mulut)
d. Benzokain atau tetrakain anestesi lokal semprot
e. Spuit 10 cc atau 20 cc
f. Stetoskop, ambubag, dan masker oksigen
g. Alat penghisap lendir
h. Plester, gunting, jelli
i. Stilet

4. Teknik Pemasangan ET Pada Bayi
1. Memilih dan menyiapkan pipa ET
Pipa ET sekali pakai ( disposable) ukuran disesuaikan dengan berat badan bayi.

Perbandingan berat badan bayi dengan ukuran pipa ET yang dibutuhkan

Ukuran pipa ET (mm)
< 1000               2,5
1000 – 2000      3,0
2001 – 3000      3,5
> 3000               4,0

Pipa ET dipotong secara diagonal pada angka 13, sambungkan dengan sambungan yang sesuai. Agar pipa lebih kaku dan mudah dilegkungkan, masukkan stilet yang ujungnya tidak melebihi panjang pipa ET.

2. Menyiapkan laringoskop
- Pilih laringoskop dengan lidah / daun lurus, no. 1 ( cukup bulan) dan 0 ( kurang bulan).
- Pasang daun laringoskop pada pegangannya.
- Hidupkan lampu laringoskop, periksa lampu dan bateri-nya

3. Menyiapkan perlengkapan lain
- Alat dan kateter penghisap no 10 F.
- Balon dan sungkup
- Sumber oksigen 100 %
- Stetoskop
- Plester.

4. Posisi Bayi
- Kepala sedikit ekstensi / tengadah
Untuk anak di atas 2 tahun, posisi optimal dapat dicapai dengan meletakkan ganjal pada kepala anak, kemudian melakukan sniffing position. Pada bayi hal ini tidak perlu dilakukan karena oksiput bayi
yang prominen . 

- Pada trauma leher
Intubasi harus dilakukan dalam posisi netral.

5. Menyiapkan pemasukan laringoskop
- Penolong berdiri di sisi atas kepala bayi.
- Nyalakan lampu laringoskop
- Pegang laringoskop dengan ibu jari dan ketiga jari tangan kiri ( normal atau pun kidal ), arahkan daun laringoskop ke sisi berlawanan dengan penolong.
- Pegang kepala bayi dengan tangan kanan.

6. Memasukkan daun laringoskop
- Masukkan daun laringoskop antara palatum dan lidah
- Ujung daun laringoskop dimasukkan menyusuri lidah secara perlahan ke pangkallidah sampai vallecula ( lekuk antara pangkal lidah dan epiglotis)

7. Melihat Glottis
- Angkat daun laringoskop dengan cara mengangkat seluruh
laringoskop ke arah batang laringoskop menunjuk, lidah akan
terjulur sedikit sehingga terlihat faring.
- Menentukan letak dan posisi daun laringsokop :
- Penekanan di daerah laring akan memperlihatkan glottis, dengan menggunakan jari ke -4 dan ke-5 tangan kiri . atau dilakukan asisten dengan telunjuk

8. Batasan waku 20 detik
- Tindakan dibatasi 20 detik untuk mencegah hipoksia.
- Sambil menunggu, bayi diberikan VTP dengan oksigen 100 %.

9. Memasukkan pipa ET
- Glottis dan pita suara harus terlihat.
- Pipa ET dipegang dengan tangan kanan, dimasukkan dari sebelah kanan mulut.
- Tetap melihat glottis, dimasukkan waktu pita suara terbuka. Jika dalam 20 detik pita suara belum terbuka, hentikan, sementara lakukan VTP.
- Masukkan pipa ET di antara pita suara, sampai sebatas garis tanda pita suara, ujung pipa pada pertengahan pita suara dan karina.Hindari mengenai pita suara, dapat mengakibatkan spasme.

10. Mengeluarkan laringoskop
- Pipa ET dipegang dengan tangan kanan, bertumpu pada muka bayi, tekan ibir.
- Laringoskop dikeluarkan dengan tangan kiri tanpa mengganggu atau menggeser pipa ET.
- Cabut stilet dari pipa ET

11.  Memastikan letak pipa ET
- Sambil memegang pipa ET pada bibir, pasang sambungan pipa ke balon resusitasi dan lakukan ventilasi sambil mengamati dada dan perut bayi.

Jika letak ET benar akan terlihat :
- Dada mengembang
- Perut tidak mengembung

- Mendengarkan suara nafas dengan menggunakan stetoskop di dada atas kiri dan kanan.
Jika letak ET benar :
- Udara masuk ke kedua sisi dada
- Suara nafas kiri = kanan

12. Letak pipa ET
Pipa ET tepat di tengah trakea :
- Kedua sisi dada mengembang sewaktu melakukan ventilasi
- Suara nafas terdengar sama di kedua sisi dada
- Tidak terdengar suara di lambung
- Perut tidak kembung

Pipa Et terletak di bronkus
- Suara nafas hanya terdengar di salah satu sisi paru
- Suara nafas terdengar tidak sama keras
- Tidak terdengar suara di lambung
- Perut tidak kembung

Pipa ET terletak di esofagus
- Pidak terdengar suara nafas di kedua dada atas
- Terdengar suara udara masuk lambung
- Perut tampak gembung

Tindakan
Cabut pipa ET , beri VTP degnan balon dan sungkup, ulangi intubasi pipa ET.

13. Fiksasi pipa ET
- Perhatikan tanda cm pada pipa ET setinggi batas bibir atas.

Tanda ini digunakan untuk :
- Mengetahui apakah pipa ET berubah letaknya
- Jarak pipa ET ke bibir menentukan dalamnya pipa

- Fiksasi pipa ET ke wajah bayi dengan plester




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.