Senin, 07 November 2011

Rasa Nyeri Pada Anak Sering Tidak Ditangani Dengan Baik


img
Tidak semua anak ketika merasakan nyeri akan menangis, menjerit ataumengeluh. Beberapa anak mungkin akan menjadi lebih pendiam atau lebihmenarik diri ketika merasakan nyeri. Ada juga anak yang tidakmengekpresikan apa-apa ketika merasakan nyeri, namun menjadi tidaknafsu makan atau sulit tidur.

Dr Raymond Pitetti mengatakantelah berulang kali seorang anak masuk ke instalasi gawat darurat (IGD)dengan, patah kakiatau cedera lainnya yang menimbulkan rasa sakit yangtidak tertahankan.

Namun dokter hanya memberikan obat penghilangrasa sakit berbasis opioid yang kuat saat di IGD saja. Kemudian anaktersebut dipulangkan dengan tidak diresepkan obat pereda nyeri samasekali. Tapi yang terjadi kemudian anak tersebut akan kembali dibawa keIGD karena rasa sakit yang tidak tertahankan.

Dr Pitetti danahli lainnya mengatakan bahwa nyeri pada pasien anak sering tidakditangani dengan baik (undermedicated), meskipun rasa sakit tersebutberasal dari patah tulang atau setelah operasi. Sebuah studiyang telah dipublikasikan dalam Journal of Pediatric Surgery melaporkanbahwa sekitar 13 persen anak mengalami nyeri yang bertahan selamaberbulan-bulan setelah operasi seperti usus buntu.

"Pada pasienanak seringkali tidak diberikan obat pereda nyeri yang memadai ataucukup," kata Dr. Zeev Kain, ahli anestesi pediatrik dari University ofCalifornia, Irvine seperti dilansir dari CNNHealth.

Meskipundokter sering merasa sudah tepat memberikan obat nyeri berbasis opioidpada anak di rumah sakit, namun dokter tidak yakin untuk memberikanobat tersebut ketika anak dipulangkan, bahkan jika anak merasakan nyeriparah.

"Para dokter khawatir pasien anak akan menyalahgunakanobat tersebut atau overdosis. Tetapi sebenarnya jika obat diresepkandengan tepat dan dengan pengawasan orangtua di rumah, kekhawatirantersebut tidak akan terjadi. Tapi ada juga ketika dokter telahmeresepkan obat pereda nyeri dengan tepat untuk anak, beberapa orangtuamemutuskan untuk tidak memberikannya. Hal tersebut disebabkan karenakekhawatiran orangtua terhadap overdosis obat tersebut," jelas DrPitetti.

Ahli pediatrik mengatakan obat pereda nyeri berbasisopioid aman untuk anak-anak pada dosis yang tepat. Namun ada sedikitrisiko kecanduan jika obat dikonsumsi dalam waktu yang lama. "Jikapenatalaksanaan rasa sakit pada anak tidak baik, maka pemulihannyakemungkinan besar akan lebih lambat," kata Kain.

Para ahli menyarankan beberapa tips untuk orangtua yang anaknya menderita nyeri parah antara lain :

1. Tanyakan kepada dokter mengenai obat pereda nyeri untuk anak sebelum meninggalkan rumah sakit
Jikaberpikir anak akan merasakan sakit setelah pulang dari rumah sakit,tidak ada salahnya untuk berkonsultasi kepada dokter mengenai resepobat pereda nyeri untuk dikonsumsi di rumah.

2. Tanyakan kepada dokter kapan harus memberikan obat tersebut pada anak
Tanyakan apakah harus memberikan obat tersebut sebelum anak merasa sakit atau jika ketika anak telah merasa sakit.

3. Lebih memperhatikan tanda-tanda jika anak sudah mulai merasakan sakit
Tidaksemua anak yang merasakan nyeri akan menangis, menjerit, atau mengeluh.Beberapa anak yang merasakan sakit akan menjadi tenang dan lebihmenarik diri atau memiliki kesulitan makan atau tidur.

4. Pikirkan cara lain untuk mengatasi nyeri anak selain menggunakan obat
"Metodealternatif seperti aromaterapi, akupunktur, dan mendengarkan musikdapat sangat membantu anak untuk mengalihkan rasa sakitnya," kata Kain.

Sumber : Detikhealth.com


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.