Jumat, 20 Januari 2012

Tahukah Anda? Orang yang Selalu Khawatir Sebenarnya Mengganggu Orang Lain

Banyak orang selalu merasa khawatir dari waktu ke waktu. Sifat khawatiryang terus menerus muncul ini sebenarnya sudah mengganggu orang lain. Suatu penelitian yang dilakukan oleh fakultas psikologi Case Western Reserve University menunjukkan bahwa kekhawatiran dapat menjadi begitu membosankan dan obsesif. Halitu dapat mengganggu kehidupan seseorang dan membahayakan relasisosial, terutama jika orang tersebut menderita gangguan kecemasan umumatau generalized anxiety disorder (GAD).

"Individudengan GAD sering menempatkan hubungan sosial dengan keluarga, temanatau bawahan pada daftar teratas hal yang perlu dikhawatirkan.Sayangnya, cara yang mereka gunakan untuk mengatasinya seringkalijustru destruktif," ujar ahli psikologi Case Western Reserve University, Amy Przeworski, seperti dikutip dari ScienceDaily, Kamis (28/7/2011).

Przeworskidan rekan-rekannya mengamati bahwa orang yang mendapat terapi GADmenunjukkan kekhawatirannya dalam cara yang berbeda tergantung caramereka berinteraksi dengan orang lain. Dalam dua penelitian,peneliti menemukan empat gaya interaksi yang berbeda dan menonjol diantara penderita GAD, yaitu: mengganggu, dingin, dan non asertif, daneksploitatif.

Kedua penelitian tersebut mendukung munculnyaempat gaya intepersonal ini dan peran signifikannya dalam kaitannyabagaimana penderita GAD memanifestasikan kekhawatirannya.

"Semuaindividu dengan gaya-gaya ini memiliki kekhawatiran pada tingkat yangsama dan ekstrem, namun mereka memanifestasikan kekhawatirannya dengancara yang berbeda", kata Przeworski.

Contohnya, dua orangsama-sama khawatir tentang kesehatan dan keamanan seseorang. Satu orangmungkin menunjukan kekhawatiran lewat perhatian namun mengganggu oranglain. Bayangkan tentang orangtua atau suami atau istri yang memanggiltiap lima menit untuk mendapat kabar terbaru apa yang terjadi.

Yang satunya lagi mungkin menunjukkan kekhawatiran dengan mengkritik perilaku orang yang ia percayai ceroboh atau sembrono.

"Kekhawatirannyamungkin sama, namun akibat dari kekhawatiran terhadap hubunganinterpersonal sangat berbeda. Ini menegaskan bahwa masalahinterpersonal dan kekhawatiran dapat saling berkaitan," ujar Przeworski.

Kebanyakan penanganan GAD berdasarkan terapi Cognitif Behavioral, suatu penanganan yang umumnya berhasil pada sekitar 60 persen orang, persentase yang dianggap berhasil untuk terapi. Namun,satu cara untuk meningkatkan terapi bagi para pengkhawatir ini dapatberupa menggabungkan teknik yang menyasar pada masalah hubunganinterperson.



Sumber : Detikhealth.com



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.