Jumat, 06 Januari 2012

Bahaya Menghirup Abu Vulkanik Bagi Kesehatan

Dikatakan oleh ahli kesehatan paru dari Rumah Sakit Omni Alam SuteraTangerang, Dr Thahri Iskandar SpP, pada prinsipnya sewaktu letusangunung itu terjadi, berbagai macam batu-batuan dikeluarkan. “Kandunganyang terdapat dalam abu vulkanik sangat variatif,” kata dokter lulusanFakultas Kedokteran Universitas Brawijaya ini.

Thahri mengatakan, apabila dibagibagi, maka kandungan dalam abuvulkanik tersebut terdiri atas pasir dan batu-batuan, produk letusanseperti belerang, juga awan panas yang banyak disebut dengan wedhusgembel. “Semuanya sangat berpengaruh terhadap kesehatan, khususnyaparu-paru,” ungkapnya.

Masih dijelaskan Thahri, saat menyerang pernapasan, dampak yang terjadipun bisa beragam. Misalnya saja saat menyerang kepada orang yangsebelumnya sehat, maka bergantung seberapa besar debu itu menyerangseseorang. “Posisi juga menentukan seberapa besar abu tersebut masuk kedalam pernapasan kita,” ungkapnya.

Nah, jika posisi seseorang dekat dengan abu vulkanik yang kemudianmasuk ke dalam pernapasan cukup banyak, maka bisa membuat saluranpernapasan membengkak karena efek dari panasnya udara. Yang terjadi,bisa saja sesak napas, bahkan sampai mengancam jiwa.

Apabila awan tersebut naik ke angkasa yang kemudian membentuk awanpanas, maka bisa sebabkan hujan asam yang juga membahayakan kesehatanmaupun lingkungan. Kandungan racun dalam awan panas tadi dapatmenurunkan kesuburan tanah dan kematian bagi hewan. “Namun, jikaseseorang berada dalam posisi yang jauh, otomatis dampak pada kesehatanpun akan berkurang atau gejalanya lebih ringan,” sebutnya.

Berbeda halnya dengan seseorang yang sudah bermasalah pada paru-paru,seperti pada penderita asma misalnya. Umumnya pada seseorang yangmemiliki riwayat asma, maka asmanya akan kumat. “Abu vulkanik merupakansalah satu pencetus terjadinya serangan asma,” paparnya.

Kita semua tahu bahwa asma adalah penyakit yang sifatnya terjaditerusmenerus yang biasanya terjadi apabila terdapat pencetusnya. Dalamhal ini, abu gunung menjadi salah satu pencetus asma yang kuat sehinggayang terjadi pada penderita asma biasanya adalah bengek yang bisamuncul kapan saja saat terpapar abu vulkanik.

Selain asma, abu vulkanik juga sangatberbahaya bagi seseorang yang sudah menderita penyakit paru obstruktifkronik (PPOK) atau penyakit yang disebabkan gas atau asap yang beracundan berbahaya. Di Indonesia yang disebut sebagai gas atau asap berbahaya yang palingbanyak adalah asap rokok, bahkan penyakit ini disebut sebagai penyakitasap rokok karena dominasi yang terlalu besar oleh asap rokok yangmenyebabkan penyakit ini muncul. Semakin banyak terpapar asap rokok,semakin tinggi risiko.

“Orang normal saja jika terpapar cukup kuat sangat terpengaruh padakesehatannya. Apalagi orang yang sebelumnya dengan riwayat penyakitpernapasan,” ujar Thahir.

Khusus untuk anak-anak yang terpapar abu vulkanik, mereka akan lebihsensitif dibandingkan dengan orang dewasa karena pernapasan padaanak-anak sedang dalam pertumbuhan. Misalnya saja jika anak jajanterlalu manis, mereka akan lebih cepat batuk karena terlalu sensitifpada makanan yang dikonsumsinya. Untuk orang yang sudah punya penyakitparu sebelumnya, begitu ada keluhan, segera hubungi ahli parusecepatnya.

Dikatakan oleh spesialis paru dari Rumah Sakit Persahabatan, Dr AgusDwi Susanto SpP, abu vulkanik sangat mengganggu kesehatan manusiaterkait dengan berbagai hal, terutama paru, mata, dan kulit.

“Secara umum, efek abu vulkanik padaparu akan menyebabkan iritasi karena bersifat asam,” ujar staf pengajardari Divisi Paru Kerja dan Lingkungan Departemen Pulmonologi dan ilmukedokteran Respirasi FKUI/RSCM.

Dijelaskan olehnya, iritasi yang terjadi adalah dari saluran pernapasanatas hingga bawah, seperti batuk-batuk atau bersin. Namun jika fasenyalebih lanjut, maka bisa menyebabkan sakit tenggorokan, timbunan dahak,sesak napas, juga kekambuhan pada penyakit paru apabila seseorangsebelumnya telah memiliki riwayat penyakit pernapasan. “Penyakittersebut bisa terjadi, jika kejadiannya terus-menerus danbertahun-tahun,” tegasnya.

Masih dijelaskan Agus, akibat lanjutan dari iritasi saluran napas yangterjadi adalah meningkatnya risiko terjadinya infeksi saluranpernapasan akut (ISPA). Sementara untuk efek jangka panjang, bisaterjadi penumpukan debu di paru atau silica yang berisiko terjadinyasilikosis.

Dampak kesehatan yang terjadi di luar kesehatan pernapasan atau paru,di antaranya iritasi pada mata, seperti mata berair hingga kebutaan.Kulit pun menjadi bagian yang terkena dampak akan bahaya vulkanik, diantaranya iritasi berupa gatal-gatal, bisa membuat erosi, bahkan kulitbisa terbakar karena abu vulkanik. “Hindari paparan debu vulkanik danpergi jauh dari sumber abu vulkanik,” pesannya.

Agus berpesan agar masyarakat sekitar yang terpapar abu vulkanik untukterus memproteksi diri dari bahaya, seperti menggunakan masker yangaman. Pilih masker respirator yang bisa menyaring partikel-partikelkecil agar debu tidak bisa masuk dari samping. “Masker biasa tipissehingga tidak bisa memproteksi 100 persen. Walaupun begitu, maskertetap direkomendasikan sebagai alat pelindung diri,” ujar dokterlulusan FK UI ini.
 


Source : Ngeramal.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.