Kamis, 05 Januari 2012

Kompres Es Tidak Sepenuhnya Bisa Redakan Cedera Otot

img 
Banyak orang yang ketika mengalami nyeri otot oleh karena cedera akanmengompres dengan es pada daerah otot yang nyeri. Tetapi hasil studibaru menunjukkan mengompres dengan es tidak sepenuhnya baik untuk nyeriotot seperti yang telah kita percaya selama ini. Hasil studi tersebut telah diterbitkan dalam journal Sports Medicine.

Mengompreses untuk meredakan nyeri otot, merupakan sebuah praktik yang seringdigunakan dalam dunia olahraga. Es termasuk dalam protokol standarpertolongan pertama untuk penanganan cedera yang berhubungan denganolahraga.

Kompres es juga banyak digunakan untuk menangani nyeriotot yang tidak terluka. Tetapi sebuah ulasan pada tahun 2004menyatakan bahwa, efek keseluruhan kompres es pada nyeri otot belumsepenuhnya dapat dijelaskan. Sehingga masih diperlukan studi lebihlanjut.

Pada studi yang dilakukan tahun lalu, uji coba skalakecil secara acak tidak menemukan manfaat mengenai kompres es untuknyeri otot. Otot-otot yang didinginkan tidak akan sembuh lebih cepatatau berkurang rasa sakitnya daripada yang tidak dikompres. Kompreses mungkin lebih menunjukkan efek plasebo pada penggunaanya untuk nyeriotot. Dalam mayoritas studi yang pernah dilakukan, kompres es cukupefektif pada penggunaannya untuk nyeri mati rasa.

Kompres essecara signifikan mengurangi kekuatan otot dan tenaga hingga 15 menitsetelah pengompresan telah berakhir. Kompres es juga cenderungmengurangi koordinasi motorik halus. Biasanya akan mengalamipenurunan secara aktivitas dan kekuatan fisik, seperti tidak mampumelompat tinggi, berlari lebih cepat, melempar, atau memukul boladengan baik setelah 20 menit pengompresan.

"Bukti saat inimenunjukkan bahwa, kinerja atlet mungkin akan terpengaruh jika merekasegera kembali ke aktivitas segera setelah pengompresan," kata parapeneliti seperti dilansir dari TheNewYorkTimes.

"Mengapakompres es sebelum latihan dapat menekan kinerja tidak sepenuhnyadipahami. Alasan yang paling mungkin adalah bahwa es dapat mengurangikecepatan konduksi saraf. Impuls saraf di otot dapat melambat karenapendinginan. Pendinginan juga mungkin mempengaruhi sifat mekanik dariunit tendon otot, yang berarti bahwa otot-otot dan tendon, tidakbekerja sama dengan baik," kata Chris M. Bleakley, rekan penelitian diUniversity of Ulster.

Ada juga kemungkinan bahwa kompres dinginpada nyeri otot dapat meningkatkan risiko cedera, meskipun studi tidakmemeriksa masalah tersebut secara langsung. Risiko benar-benar dapatterjadi pada situasi di mana atlet segera kembali ke pertandingan ataulatihan setelah kompres dingin," kata Dr. Bleakley.

Hal tersebutdapat berarti kompres es pada nyeri otot tidak masalah asalkan tidaksegera kembali pada kegiatan latihan atau pertandingan.

"Kebanyakanpenelitian sebelumnya telah menemukan manfaat sedikit dari kompres essetelah latihan, tetapi juga beberapa efek sampingnya. Dan jika kitaharus melanjutkan aktivitas, efek negatif dari kompres es biasanyamenghilang dalam waktu sekitar 15 menit. Efek samping tersebut jugatidak terlalu parah jika waktu pengompresan dipersingkat. Aplikasisekitar 3-5 menit sudah cukup untuk meminimalkan efek samping," kataDr. Bleakley.

Hasil penelitian tersebut menunjukkan kompresmerupakan metode yang murah dan tetap merupakan metode yang sangat baikuntuk sakit karena mati rasa. Es tetap diterima untuk terapi cederaakut dan sangat populer dengan banyak atlet untuk membantu mereka untukpulih setelah latihan.

Tetapi mengandalkan kompres es agar segera dapat kembali ke dalam latihan atau pertandingan setelah cedera tidak disarankan.


Sumber : Detikhealth.com


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.