Minggu, 15 April 2012

[Koran-Digital] Rezim SBY-Boediono semakin fasis

Monday, 16 April 2012 01:35
Rezim SBY-Boediono semakin fasis
Warta

MEDAN - Kedatangan Wakil Presiden RI Boediono ke Sumatera Utara, 13-14
April lalu, dinilai tidak memberikan manfaat bagi rakyat Sumut. Bahkan,
kunjungan orang nomor dua di Indonesia tersebut malah menyusahkan
masyarakat setempat karena pengawalan dan pengamanan yang dinilai
terlalu berlebihan.

"Tanggal 13 April 2012 lalu, saat kunjungan Wapres ke Sumut, dianggap
oleh masyarakat Sumut malah membuat masalah. Tidak hanya kemacetan dan
hilangnya rezeki para pedagang kaki lima yang dirasakan oleh warga
Sumut, pengawalan yang berlebihan seperti melibatkan TNI selain tidak
sedikit memakan biaya, ini juga menjadi situasi yang dianggap bentuk
menakuti-nakuti rakyat," kata Ketua Ikatan Keluarga Orang Hilang
Indonesia (Ikohi) Sumut, Suwardi, tadi malam.


Ikohi yang beranggotakan korban pelanggaran HAM di Sumatera Utara
mengutuk peristiwa kekerasan negara kepada rakyatnya. Menurut Suwardi,
pengawalan berlebihan saat kedatangan Wapres dua hari lalu, menunjukkan
betapa pemerintah curiga terhadap rakyatnya. "Pengawalan yang melibatkan
TNI adalah tindakan yang sangat disayangkan. Apalagi TNI juga diduga
sempat melakukan tindakan kekerasan terhadap para pengunjuk rasa dan
kepada para jurnalis," ungkapnya.

Suwardi menuturkan, keterlibatan TNI dalam melakukan pengamanan unjuk
rasa akan mengembalikan eksistensi rezim orde baru dimana mereka (TNI)
digunakan untuk menghadapi aksi rakyat dengan cara kekerasan. "Kenapa
kedatangan wapres harus dikawal begitu ketat? Secara psikologis, ini
adalah ketakutan yang berlebihan dari pemerintah kepada rakyatnya. Dan
ketakutan tersebut pasti sangat beralasan," bebernya.

Terhadap dugaan kekerasan yang dilakukan oleh TNI kepada para pengunjuk
rasa dan jurnalis, Ikohi Sumut beserta seluruh korban di Sumatera Utara
mengutuk tindakan tersebut. Dan diharapkan Presiden dan Panglima TNI
meminta maaf kepada rakyat Sumut yang menjadi korban kekerasan. "Jika
Presiden dan Panglima TNI tidak peduli terhadap korban kekerasan, secara
tidak langsung itu adalah bentuk pembiaran (omission) dan akan menjadi
'bola salju' bagi gerakan rakyat Sumut menentang tindakan semakin
fasisnya rezim SBY-Boediono," tandas Suwardi.

http://www.waspada.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=242378:rezim-sby-boediono-semakin-fasis&catid=77:fokusutama&Itemid=131

--
"One Touch In BOX"

To post : koran-digital@googlegroups.com
Unsubscribe : koran-digital-unsubscribe@@googlegroups.com

"Ketika berhenti berpikir, Anda akan kehilangan kesempatan"-- Publilius Syrus

Catatan : - Gunakan bahasa yang baik dan santun
- Tolong jangan mengiklan yang tidak perlu
- Hindari ONE-LINER
- POTONG EKOR EMAIL
- DILARANG SARA
- Opini Anda menjadi tanggung jawab Anda sepenuhnya dan atau
Moderator Tidak bertanggung Jawab terhadap opini Anda. -~----------~----~----~----~------~----~------~--~------------------------------------------------------------
"Bersikaplah sopan, tulislah dengan diplomatis, meski dalam deklarasi perang sekalipun seseorang harus mempelajari aturan-aturan kesopanan." -- Otto Von Bismarck.
"Lidah orang berakal dibelakang hatinya, sedangkan hati orang dungu di belakang lidahnya" -Ali bin Abi Talib.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.