Minggu, 15 April 2012

Kunyit Kurangi Risiko Serangan Jantung



Sebuah riset di Thailand menemukan manfaat lain dari kunyit, sebuah rempah asli Asia Tenggara. Khasiat yang baru ditemukan itu adalah mengurangi risiko serangan jantung.
Kesimpulan ini didapatkan setelah sebuah riset kecil atas 121 pasien di Thailand. Baik 121 pasien atau pun dokter yang menangani pasien ini tak mengetahui soal eksperimen yang dipimpin Dr Wanwarang Wongcharoen dari Universitas Chiang Mai itu. Semua pasien ini telah menjalani operasi by pass yang belum darurat antara 2009-2011.Kelompok ini dibagi dua, satu rutin mengonsumsi pil berisi kurkumin, zat berwarna kuning di kunyit, dan satu lagi mengonsumsi pil plasebo yang tak mengandung khasiat apa pun. Setengah pasien yang diteliti diberi kapsul satu gram kurkumin empat kali sehari, dimulai tiga hari sebelum operasi dan lima hari setelah operasi. Setengahnya lagi memakan kapsul plasebo dengan jumlah yang sama.Hasilnya, hanya 13 persen pasien yang telah memakan kurkumin terkena serangan jantung, sedangkan yang makan plasebo 30 persen. Setelah menghitung kembali, peneliti mengalkulasi risiko serangan jantung atas pengonsumsi kurkumin turun 65 persen.Bukan hanya itu, para pasien yang mengonsumsi kurkumin juga memiliki penanda peradangan lebih rendah dan tekanan oksidasi lebih rendah di darahnya. Hasil riset ini dipublikasikan di American Journal of Cardiology.
Anti-Peradangan
Namun, kesimpulan ini, menurut peneliti lain, belum bisa dikonfirmasi untuk jumlah besar, karena belum diteliti dalam skala luas. Namun, "Sangat, sangat menggembirakan," kata Bharat Aggarwal, seorang peneliti kurkumin untuk terapi kanker dari MD Anderson Cancer Center di Houston, Texas.
Aggarwal yang tak terlibat studi di Thailand ini menyatakan, peradangan merupakan pemain penting dalam kemunculan sejumlah penyakit termasuk penyakit jantung. Dan kurkumin memiliki efek antiperadangan.
Kurkumin bertahun-tahun telah menunjukkan dapat mengurangi peradangan dan mengurangi keracunan oksigen atau kerusakan yang disebabkan radikal bebas dalam sejumlah percobaan," kata Dr Jawahar Mehta, kardiolog dari Universitas Arkansas untuk Ilmu Kedokteran di Little Rock, yang juga tak terlibat studi di Thailand ini.



source : vivanews.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.