Rabu, 11 April 2012

[Koran-Digital] ADB Outlook 2012 - Ketimpangan Kesejahteraan Semakin Meningkat

ADB Outlook 2012 - Ketimpangan Kesejahteraan Semakin Meningkat PDF Print
Thursday, 12 April 2012
JAKARTA– Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank/ADB) mengingatkan
makin besarnya ketimpangan kesejahteraan antara orang kaya dan miskin di
Indonesia.


ADB berharap Indonesia bisa mengurangi ketimpangan tersebut dengan
pembangunan infrastruktur dan mengalihkan subsidi ke arah yang lebih
tepat. Country Director ADB untuk Indonesia Jon D Lindborg mengemukakan
ketimpangan kesejahteraan di negara-negara Asia memang mengalami
peningkatan dalam 20 tahun terakhir. Dalam rentang waktu itu,ADB
memperkirakan 80% dari penduduk Asia mengalami dampak dari ketimpangan
kesejahteraan.

Negaranegara Asia dengan tingkat ketimpangan kesejahteraan tertinggi di
antaranya China, India,dan Indonesia. Peningkatan ketimpangan
kesejahteraan di Indonesia bisa dilihat dari Gini ratio atau rasio
ketimpangan pendapatan antara kelompok masyarakat kaya dan miskin.Bila
tahun 1990, Gini ratio hanya 0,29 maka pada 2010 mencapai 0,39. Sebagai
informasi, Gini ratio merupakan variabel ketimpangan pendapatan.

Gini bernilai 0 berarti pemerataan sempurna, sedangkan nilai 1 berarti
ketimpangan sempurna. "Kemiskinan di Indonesia memang turun tapi
ketimpangan kesejahteraan justru meningkat," tutur Lindborg dalam
konferensi pers "ADB Outlook 2012",di Jakarta,kemarin. Lindborg
menjelaskan, pertumbuhan ekonomi yang cepat menjadi penyebab utama dari
peningkatan ketimpangan tersebut. Ketimpangan terjadi karena pertumbuhan
ekonomi yang pesat tidak dibarengi dengan pemerataan pendidikan dan
teknologi.

Penyebab lain adalah minimnya akses ke lahan, modal dan pasar, tingkat
urbanisasi yang tinggi serta ketidakseimbangan antara pekerja formal dan
nonformal. Laporan ADB menyebut 1% orang-orang terkaya di negaranegara
Asia menyumbang 6–8% total pendapatan negara dan hampir 20% pendapatan
negara bersangkutan dinikmati 5% orang-orang dengan pendapatan tertinggi.

Guna mengurangi ketimpangan, Lindborg berharap Pemerintah Indonesia
mampu menerapkan kebijakan yang lebih tepat dalam mengurangi
ketimpangan. Salah satunya adalah dengan mengalihkan subsidi dari
general subsidi ke targeted subsidi, mengurangi subsidi BBM untuk
pembiayaan infrastruktur serta memperbaiki sumber daya manusia.

Ekonom dari Universitas Indonesia Arianto A Patunru mengemukakan
persoalan ketimpangan kesejahteraan di Indonesia memang kompleks karena
wilayah Indonesia yang berbentuk kepulauan. Hal tersebut ikut mendorong
terjadinya ketimpangan regional yang disebabkan tidak meratanya
pembangunan antarwilayah. Arianto menambahkan, pergerakan golongan kaya
dan miskin di Indonesia sangat dinamis.

Artinya, jumlah penduduk miskin bisa bertambah dengan cepat hanya karena
dipengaruhi sebuah kebijakan. Karena itulah, Arianto berharap pemerintah
menyediakan anggaran khusus bagi perlindungan sosial.

http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/485708/

--
"One Touch In BOX"

To post : koran-digital@googlegroups.com
Unsubscribe : koran-digital-unsubscribe@@googlegroups.com

"Ketika berhenti berpikir, Anda akan kehilangan kesempatan"-- Publilius Syrus

Catatan : - Gunakan bahasa yang baik dan santun
- Tolong jangan mengiklan yang tidak perlu
- Hindari ONE-LINER
- POTONG EKOR EMAIL
- DILARANG SARA
- Opini Anda menjadi tanggung jawab Anda sepenuhnya dan atau
Moderator Tidak bertanggung Jawab terhadap opini Anda. -~----------~----~----~----~------~----~------~--~------------------------------------------------------------
"Bersikaplah sopan, tulislah dengan diplomatis, meski dalam deklarasi perang sekalipun seseorang harus mempelajari aturan-aturan kesopanan." -- Otto Von Bismarck.
"Lidah orang berakal dibelakang hatinya, sedangkan hati orang dungu di belakang lidahnya" -Ali bin Abi Talib.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.