Senin, 09 April 2012

[Koran-Digital] Dinamika Koalisi - SBY Tak Akan Singgung Nasib PKS

Dinamika Koalisi - SBY Tak Akan Singgung Nasib PKS PDF Print
Tuesday, 10 April 2012
JAKARTA – Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dipastikan tidak akan
menyampaikan secara langsung nasib Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dalam
koalisi.


Sebagai kepala negara,Presiden hanya akan berbicara terkait hak
konstitusionalnya dalam memberhentikan dan mengangkat menteri. "Kalau
Presiden memandang perlu dilakukan reshuffle kabinet, itu akan
disampaikannya langsung ke publik tanpa melalui perwakilan siapa pun.
Jadi konteksnya soal reshuffle kabinet, bukan soal penyikapan terhadap
parpol koalisi," ungkap Juru Bicara Kepresidenan Julian Aldrin Pasha
kepada SINDO kemarin.

Diberitakan sebelumnya, Sekretaris Sekretariat Gabungan (Setgab) Koalisi
Syarief Hasan pekan lalu memastikan bahwa PKS didepak dari koalisi
pendukung pemerintah lantaran tidak satu suara soal rencana kenaikan
harga bahan bakar minyak (BBM). PKS, seperti parpol-parpol
oposisi,menolak kenaikan harga BBM sehingga dianggap menyalahi kontrak
dan sudah saatnya keluar dari koalisi. Syarief mengungkapkan hal itu
kepada wartawan seusai pertemuan para ketua umum parpol anggota Setgab
di kediaman SBY sebagai pimpinan koalisi.

Menyangkut status PKS dalam koalisi, kata Julian, Presiden meyakini
semua pihak sudah mengetahui dan membaca kesepakatan dalam butir ke lima
code of conduct sehingga tak perlu lagi ada penyampaian resmi kepada
publik. "Sehingga bilamana dilakukan reshuffle, nanti tidak perlu ada
penjelasan latar belakangnya," tandas Julian. Pada butir kelima code of
conduct tersebut tertulis, apabila parpol yang tidak lagi sepakat
terhadap posisi bersama dalam koalisi menyangkut isu yang vital dan
strategis,parpol tersebut dapat mengundurkan diri dari koalisi.

Manakala parpol yang bersangkutan tidak mengundurkan diri pada
hakikatnya kebersamaannya dalam koalisi partai telah berakhir.
Selanjutnya Presiden mengambil keputusan dan tindakan menyangkut
keberadaan parpol dalam koalisi dan per-wakilan partai yang berada dalam
kabinet. Di tengah ramainya isu reshuffle kali ini, lanjut Julian,
Presiden SBY tetap berharap semua menteri tetap bekerja serius dan
sungguh-sungguh.

Menurut dia, pertimbangan reshuffle kabinet tidak hanya berdasarkan
latar belakang partai, tetapi juga berdasarkan kinerja menteri.
Sementara itu, Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Hatta Rajasa
mengatakan, saat ini banyak pihak yang terjebak dengan pernyataan
reshuffle kabinet. Menurut ketua tim sukses pemenangan SBY-Boediono pada
Pilpres 2009 ini, rencana dan keputusan perombakan kabinet sepenuhnya
ada di tangan Presiden SBY.

"Saya melihat kita kok terjebak dengan pembicaraan yang tidak begitu
konstruktif, bicaranya menteri diganti sama si itu sama si ini.Saya
tidak masuk dalam wilayah pembicaraan seperti itu karena reshuffle hak
prerogatif Presiden," kata Hatta di Kantor Kepresidenan, Jakarta,
kemarin. rarasati syarief

http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/485077/

--
"One Touch In BOX"

To post : koran-digital@googlegroups.com
Unsubscribe : koran-digital-unsubscribe@@googlegroups.com

"Ketika berhenti berpikir, Anda akan kehilangan kesempatan"-- Publilius Syrus

Catatan : - Gunakan bahasa yang baik dan santun
- Tolong jangan mengiklan yang tidak perlu
- Hindari ONE-LINER
- POTONG EKOR EMAIL
- DILARANG SARA
- Opini Anda menjadi tanggung jawab Anda sepenuhnya dan atau
Moderator Tidak bertanggung Jawab terhadap opini Anda. -~----------~----~----~----~------~----~------~--~------------------------------------------------------------
"Bersikaplah sopan, tulislah dengan diplomatis, meski dalam deklarasi perang sekalipun seseorang harus mempelajari aturan-aturan kesopanan." -- Otto Von Bismarck.
"Lidah orang berakal dibelakang hatinya, sedangkan hati orang dungu di belakang lidahnya" -Ali bin Abi Talib.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.