Kamis, 12 April 2012

[Koran-Digital] KOMARUDDIN HIDAYAT: The Magic of Gratitude

The Magic of Gratitude PDF Print
Friday, 13 April 2012
Sikap positif untuk selalu bersyukur atau terima kasih itu memiliki
keajaiban di luar yang kita perhitungkan. Sungguh tepat, hampir semua
kitab suci dan agama yang saya pelajari selalu mengajarkan untuk selalu
bersyukur atas anugerah hidup.


Apa pun kondisinya, selalu saja ada yang pantas sekali kita syukuri.
Barangsiapa bersyukur, Allah pasti akan menambah nikmat yang sudah
diterimanya. Tetapi,barangsiapa yang selalu mengingkari nikmat- Nya,
pasti hidupnya akan menderita (Alquran, 14:7). Sikap bersyukur dan
senang mengucapkan terima kasih hanya akan muncul dari orang yang
mencintai kehidupan. Nasihat suci itu mudah sekali kita amati dan
buktikan dalam pengalaman hidup sehari- hari.

Dalam ungkapan klasik dan populer,di alam semesta ini berlaku law of
attraction. Hukum tarik-menarik antara sesama energi. Kalau seseorang
selalu berpikir positif, gembira, dan mensyukuri hidup, energi dan nasib
positiflah yang akan datang bergabung pada orang itu. Sebaliknya, orang
yang selalu berpikir negatif dan serbamengeluh, dunia akan selalu
terlihat gelap dan menyiksa. Mereka yang mempelajari teori kekuatan
bawah sadar sangat percaya dengan formula ini.

Apa pun yang dibayangkan, pikirkan, dan bisikkan di hati, sesungguhnya
seseorang tengah berjalan menuju apa yang dia dambakan. Lebih kuat lagi
daya tarik sukses itu kalau disertai doa memohon kepada Allah untuk ikut
campur tangan memudahkan jalannya. Coba amati perilaku diri kita
masing-masing.Ketika hati dan pikiran jernih lalu mengalir darinya rasa
syukur,menatap terbit matahari pagi pun akan terlihat indah. Pepohonan
juga turut bicara.

Kehadiran mereka memberikan kesejukan mata dan berbagi oksigen yang
diperlukan manusia. Belum lagi guyuran air di pagi hari yang membuat
badan sehat dan segar.Semua itu menjadi hidup dan terasa melimpah hanya
ketika seseorang memiliki hati dan pikiran positif untuk selalu
mensyukuri anugerah kehidupan. Demikianlah selama 24 jam begitu melimpah
anugerah Tuhan yang pantas kita syukuri,tanpa kehilangan sikap kritis
dan peduli terhadap keadaan yang kurang nyaman.

Situasi sosialpolitik yang pengap bahkan merupakan salah satu panggilan
dan peluang untuk berbuat kebajikan menolong sesama sebagai ungkapan
rasa syukur utamanya bagi mereka yang memiliki ilmu, kekayaan,
jabatan,serta kesehatan untuk mengisi hidup agar lebih bermakna. Pikiran
itu ibarat kacamata. Jika warna kacanya hitam, pemandangan akan menjadi
hitam.Tentu saja pikiran lebih dari kacamata karena pikiran akan
memengaruhi kinerja organ-organ lain dalam tubuh kita, dari yang kasar
sampai yang halus.

Pikiran yang sehat, kreatif, dan konstruktif akan membangun dunia
imajinasi yang sehat.Pikiran negatif akan selalu mengutuk lingkungan
yang dijumpai, di mana saja, kapan saja,dan siapa saja. Selalu berpikir
negatif tak ubahnya mengoleksi memori negatif dalam album atau disket
pikiran kita sehingga ketika muncul ke permukaan yang keluar adalah
cerita dan narasi negatif.

Para nabi dan avatar telah memberikan contoh. Ibarat pohon teratai yang
tumbuh di kolam yang kotor dan berlumpur, selalu saja pohon teratai
memberikan bunga yang indah dan bersih. Mereka menghadapi dunia yang
semrawut, amburadul, namun pikiran tetap kritis, konstruktif, dan hati
jernih untuk membangun dunia baru yang beradab yang menjadi warisan dan
kekayaan sejarah. Yang selalu merusak pribadi yang penuh syukur adalah
sikap rakus dan sombong.

Orang yang rakus sulit mensyukuri anugerah yang sudah di
tangan.Sebaliknya,dia akan selalu merasa kurang terus sehingga hatinya
selalu merasa miskin dan gelisah.Inilah yang mungkin menjangkiti para
politisi dan pejabat negara kita sehingga tidak mampu menahan dorongan
korupsi. Berapa pun jumlah gaji dan kekayaan yang didapat akan selalu
dirasakan kurang. Suasana batin ini diperparah lagi ketika bertemu
dengan sikap sombong.Tidak rela, bahkan sakit hatinya, ketika melihat
orang lain berlebih dari dirinya.

Karena itu, rakus, sombong, dan dengki selalu hadir dan bekerja
bersamaan. Jika tiga penyakit itu bercokol pada orang yang memiliki
kedudukan tinggi dalam pemerintahan, kekayaan negara dan hak rakyat akan
dilibas dan dikeruknya. Berbahagialah mereka yang mampu memelihara hati
dan pikiran untuk selalu bersyukur dan berterima kasih kepada Tuhan dan
sesama mengingat nilai kekayaan dan kepintaran itu pada akhirnya bukan
pada jumlahnya, melainkan pada fungsi dan manfaatnya untuk membuat
kehidupan lebih bermakna.

Hidup lebih nyaman, terbebas dari perasaan salah dan dikejar dosa.
Seorang koruptor bisa saja merasa menang dalam proses
pengadilan.Tetapi,pengadilan nurani tak bisa dibohongi.Bagi orang yang
beriman, kita semua akan menghadap pengadilan Tuhan yang tak mungkin
disuap.Yang membela dan meringankan adalah amal kebajikan kita.● PROF DR
KOMARUDDIN HIDAYAT Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah

http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/486082/

--
"One Touch In BOX"

To post : koran-digital@googlegroups.com
Unsubscribe : koran-digital-unsubscribe@@googlegroups.com

"Ketika berhenti berpikir, Anda akan kehilangan kesempatan"-- Publilius Syrus

Catatan : - Gunakan bahasa yang baik dan santun
- Tolong jangan mengiklan yang tidak perlu
- Hindari ONE-LINER
- POTONG EKOR EMAIL
- DILARANG SARA
- Opini Anda menjadi tanggung jawab Anda sepenuhnya dan atau
Moderator Tidak bertanggung Jawab terhadap opini Anda. -~----------~----~----~----~------~----~------~--~------------------------------------------------------------
"Bersikaplah sopan, tulislah dengan diplomatis, meski dalam deklarasi perang sekalipun seseorang harus mempelajari aturan-aturan kesopanan." -- Otto Von Bismarck.
"Lidah orang berakal dibelakang hatinya, sedangkan hati orang dungu di belakang lidahnya" -Ali bin Abi Talib.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.