Selasa, 10 April 2012

[Koran-Digital] Penting, Fitness di Usia Lanjut

Olahraga merupakan salah satu pilar kesehatan selain diet yang benar dan tidur yang cukup.

EMPAT sosok laki-laki berdiri di podium. Secara simbolis mereka meluncurkan buku berjudul 101 Fitness di Usia 40+ di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Mereka, yang merupakan penyusun buku tersebut, ialah Ade Rai, Halim Tsiang, dr Phaidon L Toruan, dan dr Bahrumsjah Sjahruddin.

Di kalangan pemerhati dunia kebugaran tubuh, nama Ade Rai tentu tidak asing lagi. Namun, pada momen itu yang terbilang istimewa justru sosok dr Bahrumsjah Sjahruddin. Apa pasalnya? Jika dibandingkan dengan ketiga rekannya, penampilan dokter yang akrab disapa Rudy itu tidak berbeda jauh. Atletis, tegap, dan bugar. Namun, siapa sangka usianya terpaut jauh. ‘’Maret ini saya berumur 60 tahun,’’ ujar Rudy, dokter spesialis kulit yang menekuni bidang antiaging dan kebugaran.

Dengan menegaskan usianya, Rudy

ingin memberi bukti nyata manfaat fi tness bagi orang berusia lanjut. Ia menyatakan kondisi fisiknya saat ini tidak lepas dari ketekunannya berolahraga aerobik dan fi tness alias angkat beban.

Di luar dugaan banyak orang, ia mengaku ‘baru’ lima tahun menjalani olahraga itu. “Saya mulai fi tness di usia 55 tahun. Ini bisa membuktikan fi tness bisa dimulai oleh siapa saja, di usia kapan saja.” Melalui buku itu, ia dan tiga rekannya berusaha mematahkan mitosmitos yang menjauhkan kaum lansia dari fi tness. Langkah itu penting karena mitos itu menyesatkan.

‘’Beragam penelitian ilmiah membuktikan pentingnya fitness untuk kesehatan lansia,’’ ujar Rudy yang menekuni ilmu antiaging dan mengembangkan klub-klub kebugaran.

Lebih lanjut, Rudy membeberkan sejumlah uraian ilmiah tentang pentingnya fitness bagi lansia. Antara lain, dengan bertambahnya umur, massa otot menurun dan metabolisme menurun. Pada usia 60-an tahun, kecepatan metabolisme menurun 10% setiap dekade.

‘’Latihan pengencangan dengan beban ditambah aktivitas aerobik dapat mempertahankan dan memperbanyak massa otot kita bahkan di usia lebih dari 40 tahun,’’ jelas Rudy.

Dengan meningkatnya massa otot, metabolisme pun meningkat, energi

makanan dapat terserap dan tidak disimpan sebagai tumpukan lemak sehingga kegemukan dengan segala komplikasinya dapat dihindari.

Selain itu, bertambahnya usia membuat kadar hormon pertumbuhan menurun. Di usia 20 tahun, kadar hormon pertumbuhan ialah 18-20 nanogram/ml. Namun di usia 70-an, kadarnya tinggal 5 nanogram/ml.

Nah, dengan olahraga yang baik selama sekitar 20 menit, hormon pertumbuhan dapat meningkat dan kadarnya tetap tinggi sampai 1-2 jam setelah olahraga. `'Berkat kadar hormon pertumbuhan yang tinggi ini, proses perbaikan sel dan pertumbuhan otot dapat terjadi''.
Penyembuh holistis Dengan ragam manfaatnya, sangat keliru bila fitness dianggap berbahaya bagi kaum lansia. Rudy menjamin, cedera otot lebih banyak dialami di rumah, bukan di pusat kebugaran.

Setelah paham mengenai manfaat fitness bagi lansia, bagaimana memulainya? Di sini, menurut Rudy, ada dua faktor yang menentukan. Yakni, motivasi dan informasi.

Soal motivasi, dengan kematangan usia, para lansia dapat dengan mudah terdorong untuk menjalani fitness demi kesehatan. Yang kerap dilewatkan ialah soal informasi. Seseorang perlu menggali informasi yang benar sebanyak-banyaknya sehingga bisa menjalani fitness dengan benar.
`'Banyaklah membaca, melihat, dan bertanya kepada orang yang tepat.'' Yang jelas, memulai fitness di usia lansia tidak membutuhkan banyak syarat. Itu bisa dimulai dengan beban ringan. Bahkan, menurut Rudy, ada rekannya yang sesama kaum `senior' yang memulai fitness dalam kondisi berkursi roda gara-gara sakit HNP (herniated nucleus pulposus) alias saraf tulang punggung terjepit. `'Dia berusia 63 tahun, sejauh ini sudah rutin fitness 4 tahunan. Kini ia bebas dari kursi roda,'' tutur Rudy.

Rudy percaya olahraga, yang menjadi salah satu pilar kesehatan selain diet yang benar dan tidur cukup, merupakan sarana pemelihara kesehatan secara holistis. Sejumlah negara maju bahkan menerapkan integrated fitness medicine, sebuah konsep pengobatan yang melibatkan `resep olahraga'. Dengan metode tersebut, pasien diberi resep gerakan fitness untuk mendukung proses penyembuhan.

`'Olahraga adalah penyembuh alami. Karena itu, daripada pemerintah berkutat terus dengan aspek kuratif dan rehabilitatif yang sangat mahal, lebih baik jadikan olahraga sebagai salah satu program utama. Sosialisasikan dan bangun sarana-sarana fitness yang mudah diakses masyarakat,'' pungkas Rudy. (H-1)

http://pmlseaepaper.pressmart.com/mediaindonesia/PUBLICATIONS/MI/MI/2012/04/11/ArticleHtmls/Penting-Fitness-di-Usia-Lanjut-11042012014015.shtml?Mode=1

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.