Jumat, 13 April 2012

[Koran-Digital] Prof. Sofjan: DPR Lembaga Negara atau Abu Nawas?

Laporan dari Den Haag
Prof. Sofjan: DPR Lembaga Negara atau Abu Nawas?
Eddi Santosa - detikNews
Jumat, 13/04/2012 21:35 WIB
Den Haag Baru saja mahasiswa dan rakyat turun ke jalan menolak dijadikan
tumbal jebolnya anggaran dengan rencana menaikkan harga BBM, tapi DPR
malah kumat lagi menghambur-hamburkan anggaran.

Hal itu disampaikan Prof. Dr. Sofjan Siregar, MA, pengajar pada Islamic
University of Europa, Rotterdam, kepada detikcom, Jumat (13/4/2012)
waktu setempat.

"Segala usaha telah dilakukan oleh rakyat, mulai dari kritik sampai aksi
demonstrasi, agar gerombolan DPR bisa difungsikan sesuai fungsinya
menurut konstitusi, namun sayangnya kelakuan dan perangai anggota DPR
semakin membabi-buta," ujar Sofjan.

Menurut Sofjan, DPR terhadap rakyat sudah seperti Abu Nawas main
akal-akalan, melancong ke Afrika Selatan, Jerman dan negara-negara
tujuan lain dengan alasan mengawasi KBRI di luar negeri.

"Padahal teknisnya sudah ada inspektorat sebagai lembaga khusus yang
memeriksa dan mengawasi KBRI, bukan lembaga legislatif DPR. Ini adalah
akal-akalan Komisi I DPR membohongi rakyat. Kepergian DPR adalah ilegal
dan inkonstitusional," kecam Sofjan.

Lanjut Sofjan, akal-akalan menjebol anggaran negara itu sebenarnya
mengulang modus lama, seperti kunjungan 80 anggota DPR ke Mekkah pada
2011 untuk mengawas haji. Apa yang diawasi dan bagaimana mekanismenya
tidak ada yang tahu. Hakikat sebenarnya mereka ingin haji gratis, selain
fasilitas lain serba gratis.

"Sekarang Abu Nawas-Abu Nawas itu bernafsu ke Afrika Selatan dan
lain-lain dengan muslihat mengawasi KBRI. Teknisnya bagaimana? Apanya
yang diawasi? Kebijakan atau administrasi? Semrawut, boros, dan tumpang
tindih dengan inspektorat, karena tidak ada dasarnya dan niatnya memang
lain," tandas Sofjan.

Dikatakan, bahwa DPR seakan menganggap suara rakyat yang mengkritik
seperti angin lalu. Kegagalan prolegnas beberapa tahun lalu sudah
ditimbun, padahal sudah dialokasikan miliaran rupiah, tapi gagal total
karena mereka terlalu banyak keluar negeri.

"Uang anggaran tersebut mestinya harus dijelaskan kepada para pembayar
pajak dan dikembalikan ke kas negara. Seharusnya mereka diproses, karena
terindikasi kuat melakukan kejahatan," imbuh Sofjan.

Dari 70 RUU tahun 2011 hanya 24 RUU yang berhasil dijadikan UU. Artinya
DPR hanya bisa menyelesaikan sekitar 35% dari RUU tahun 2011. Mestinya
DPR harus mengembalikan anggaran 46 RUU ke kas negara.

"Jika per RUU ongkos untuk mereka Rp 2 miliar, maka gerombolan DPR harus
mengembalikan semua ongkos itu ke kas negara. Tapi rakyat tidak pernah
tahu kemana dan dimana uang tersebut," pungkas Sofjan.
(es/es)
http://us.news.detik.com/read/2012/04/13/213559/1892270/10/prof-sofjan-dpr-lembaga-negara-atau-abu-nawas?n991103605

--
"One Touch In BOX"

To post : koran-digital@googlegroups.com
Unsubscribe : koran-digital-unsubscribe@@googlegroups.com

"Ketika berhenti berpikir, Anda akan kehilangan kesempatan"-- Publilius Syrus

Catatan : - Gunakan bahasa yang baik dan santun
- Tolong jangan mengiklan yang tidak perlu
- Hindari ONE-LINER
- POTONG EKOR EMAIL
- DILARANG SARA
- Opini Anda menjadi tanggung jawab Anda sepenuhnya dan atau
Moderator Tidak bertanggung Jawab terhadap opini Anda. -~----------~----~----~----~------~----~------~--~------------------------------------------------------------
"Bersikaplah sopan, tulislah dengan diplomatis, meski dalam deklarasi perang sekalipun seseorang harus mempelajari aturan-aturan kesopanan." -- Otto Von Bismarck.
"Lidah orang berakal dibelakang hatinya, sedangkan hati orang dungu di belakang lidahnya" -Ali bin Abi Talib.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.