Minggu, 15 April 2012

[Koran-Digital] BAMBANG SETIAJI: Opsi Subsidi BBM dan Spekulasi Harga

Opsi Subsidi BBM dan Spekulasi Harga PDF Print
Monday, 16 April 2012
Sebagaimana diketahui, menjelang rapat paripurna Dewan Perwakilan Rakyat
(DPR) yang membahas kemungkinan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM),
harga-harga di luar BBM sudah lebih dulu naik.

Peningkatan seperti ini merupakan tindakan spekulasi karena apabila BBM
benar-benar meningkat akan terjadi peningkatan berantai yang dimulai
dari peningkatan biaya transportasi. Akibatnya,bahan baku dan akhirnya
upah pekerja tentu akan meminta disesuaikan. Dalam terminologi ekonomi
pasar, peningkatan harga bukanlah sebuah dosa. Peningkatan harga bahkan
sejak sebelum suatu kejadian terjadi merupakan tindakan yang wajar
supaya pengusaha mendapat insentif untuk tetap menyediakan barang dan jasa.

Apabila pada menjelang kenaikan harga BBM harga-harga dilarang
meningkat, para pengusaha tidak akan bersedia menjual barang,akibatnya
akan terjadi kelangkaan di pasar yang juga sangat mengecewakan,bahkan
membahayakan masyarakat. Keputusan Dewan dengan penambahan ayat
bersyarat berupa opsi bagi pemerintah untuk menaikkan harga sewaktu-
waktu di masa mendatang justru menyebabkan ekspektasi atau spekulasi
makin panjang.

Ketidakpastian tersebut secara ekonomi ada biayanya dan cara mengelola
ketidakpastian adalah melakukan asuransi internal, yaitu menaikkan
harga.Tujuan pengusaha menaikkan harga lebih dahulu adalah untuk menutup
kerugian karena pada titik kenaikan harga, seorang pedagang akan
memperoleh jumlah komoditas yang lebih sedikit.

Apabila opsi kenaikan harga akhirnya tidak digunakan oleh pemerintah,
harga memang tidak mudah untuk turun karena ekspektasi keuntungan sudah
berubah dan mungkin pengusaha memerlukan insentif untuk memperluas
usahanya. Itulah sebabnya hargaharga tetap tidak turun. Di antara efek
yang terkait dengan BBM terhadap kenaikan harga-harga,indeks kenaikan
harga pangan perlu mendapat perhatian karena merupakan kebutuhan
survival bagi kelompok bawah.

Pengeluaran untuk pangan mendominasi pengeluaran kelompok bawah. Dalam
data inflasi yang disurvei oleh Badan Pusat Statistik (BPS), kenaikan
harga pangan justru yang paling tinggi.Hal ini menggambarkan kehidupan
kelompok bawah memang makin berat selama beberapa tahun terakhir ini.
Sejak kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saja indeks
harga kelompok pangan telah meningkat hampir dua kali lipat.

Dengan mematok 2005 dengan indeks 100, indeks harga pangan meningkat
dari 90 pada 2004 menjadi 184,5 pada akhir 2011. Apabila hal ini tidak
dikendalikan, pada akhir pemerintahan Presiden SBY indeks harga pangan
bisa mendekati tiga kali lipat atau 300%. Pada triwulan pertama 2012
sebenarnya inflasi pangan hanya kurang dari 1%, tetapi karena kenaikan
harga pangan sudah terjadi dalam masa yang panjang dan sudah lebih dari
dua kali lipat selama kepemimpinan nasional ini, kesabaran masyarakat
sudah habis.

Daya tahan ekonomi kelompok miskin dan hampir miskin sudah pada titik
terendah karena peningkatan harga pangan langsung berhubungan dengan
merosotnya standar hidup kelompok bawah. Pemerintah dan wakil rakyat
dalam kelompok koalisi kurang peka merasakan beban rakyat bawah dengan
kenaikan harga BBM tersebut.

Kesulitan rakyat bawah adalah hal nyata dan bukan mengada-ada ketika
mahasiswa dan masyarakat bawah memprotes kenaikan rencana harga BBM.
Harga BBM sudah menjadi ekspektasi masyarakat dan sudah masuk dalam
seluruh perencanaan e k o n o m i keluarga dan perusahaan s e h i n g g
a harga-harga s u d a h disesuaikan dengan harga BBM yang murah. Subsidi
BBM pada prinsipnya juga merupakan subsidi harga berbagai produk yang
menggunakan inputBBM.

Solusi Alternatif

Pemikiran alternatif untuk mencari jalan keluar perlu terus dikembangkan
karena subsidi BBM betapapun buruknya telanjur ada.Salah satu pemikiran
tersebut adalah kuota BBM bersubsidi di mana pompa BBM bersubsidi
mungkin ditentukan dan kendaraan yang boleh masuk ke sana juga sudah
ditentukan. Salah satu pemikiran alternatif lain, pemerintah sudah
mengimbau atau mengatur agar semua kendaraan milik pemerintah
menggunakan BBM nonsubsidi.

Pemikiran lain misalnya agar pompa BBM bersubsidi dipisahkan dengan BBM
nonsubsidi dengan demikian mungkin akan terdapat sanksi sosial atau bisa
juga sanksi yang lebih formal terhadap kendaraan yang melakukan
pelanggaran. Sistem kuota umumnya akan melahirkan pasar gelap, bisnis
baru mungkin akan terjadi di mana orang akan membeli BBM dengan jenis
kendaraan yang diizinkan dan menjual kembali dengan harga lebih tinggi.

Sebagaimana kita ketahui, penjual BBM eceran banyak dilakukan dan
kemungkinan menjual di bawah tangan mungkin akan terjadi. Pasar gelap
mungkin akan terjadi dalam jaringan distribusi atau tata niaga seperti
menjual di bawah tangan, membelokkan, menyuap,dan sebagainya. Pemikiran
lain sebagaimana sudah penulis kemukakan bahkan beberapa kali adalah
dengan memungut kembali subsidi BBM menjadi pajak pengembalian subsidi BBM.

Cara ini bisa berefek terbatas bagi kendaraan dan mesin industri yang
menjadi kelompok target.Pajak pengembalian dapat direstitusi manakala
kendaraan atau mesin industri bisa menunjukkan bukti pembelian BBM
nonsubsidi sejumlah tertentu. Tindakan yang lebih penting untuk menahan
laju kenaikan harga dan khususnya harga pangan yang sangat vital adalah
kepastian harga BBM harus segera diumumkan.

Pemerintah perlu segera mengumumkan apakah akhirnya tidak akan
menggunakan opsi yang berada di tangannya sehingga pengusaha mungkin
belum telanjur menyesuaikan seluruh rencananya dengan harga yang baru.
Harga mungkin masih memungkinkan untuk kembali pada posisi semula. Bisa
juga pemerintah segera menggunakan haknya, tetapi dengan kenaikan yang
minimal yang masih dapat diterima oleh daya tahan ekonomi rakyat bawah.

Karena harga-harga telanjur naik yang merupakan semacam cadangan untuk
kenaikan harga BBM, akan terjadi kerugian apabila tidak digunakan.
Harga-harga akan makin tinggi lagi di masa depan ketika harga BBM
disesuaikan. Yang penting pemerintah harus bisa segera memberi kepastian
dengan menetapkan harga BBM dengan kenaikan yang kecil atau justru tidak
sama sekali.●

PROF BAMBANG SETIAJI
Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta

http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/486715/

--
"One Touch In BOX"

To post : koran-digital@googlegroups.com
Unsubscribe : koran-digital-unsubscribe@@googlegroups.com

"Ketika berhenti berpikir, Anda akan kehilangan kesempatan"-- Publilius Syrus

Catatan : - Gunakan bahasa yang baik dan santun
- Tolong jangan mengiklan yang tidak perlu
- Hindari ONE-LINER
- POTONG EKOR EMAIL
- DILARANG SARA
- Opini Anda menjadi tanggung jawab Anda sepenuhnya dan atau
Moderator Tidak bertanggung Jawab terhadap opini Anda. -~----------~----~----~----~------~----~------~--~------------------------------------------------------------
"Bersikaplah sopan, tulislah dengan diplomatis, meski dalam deklarasi perang sekalipun seseorang harus mempelajari aturan-aturan kesopanan." -- Otto Von Bismarck.
"Lidah orang berakal dibelakang hatinya, sedangkan hati orang dungu di belakang lidahnya" -Ali bin Abi Talib.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.