Selasa, 03 April 2012

[Koran-Digital] Ery Basworo: Perilaku Masyarakat Jadi Kendala

Perilaku Masyarakat Jadi Kendala
Oleh Mohammad Akbar

Ery Basworo Kepala Dinas Pekerjaan Umum Pemprov DKI Jakarta

Mengapa Jakarta selalu mengalami banjir?
Banyak hal yang bisa menyebabkannya. Perlu diketahui bahwa DKI itu dialiri oleh sekitar 12-13 sungai besar. Sungai-sungai itu kewenangannya tidak hanya di tangan kami saja, tetapi ada di tangan pemerintah pusat karena aliran sungai itu melewati lebih dari satu provinsi. Misalnya saja, Sungai Ciliwung. Lalu, ada juga resistensi dari masyarakat yang membuat lebar sungai menjadi semakin berkurang.

Apa yang sudah dilakukan pemerintah pusat untuk mengatasi banjir ini?
Kita bersama pemerintah pusat bekerja bersama-sama untuk membangun Banjir Kanal Timur (BKT). Untuk BKT ini, memotong lima buah sungai. Di bagian hulunya, menjadi tanggung jawab pemerintah pusat. Lalu, saat ini kami juga sedang melakukan pelebaran tiga sungai besar, yakni Pesanggrahan, Angke, dan Sunter.
Untuk Sunter kondisi eksistingnya sekarang 5-6 meter.
Kita berencana akan melebarkannya menjadi 22 meter.
Kemudian, untuk Sungai Pesanggrahan, kita akan melebarkannya dari 20 meter menjadi 40 meter.

Seberapa besar perilaku masyarakat memberikan kontribusi bagi banjir di Jakarta?
Dari hasil di lapangan, masyarakat beberapa kali kita temukan telah menyebabkan pengurangan lebar sungai, seperti di Petogogan (Kali Krukut). Di sana lebarnya bahkan bisa tinggal 4-6 meter. Begitu juga seperti di Kali Grogol yang melintasi Gandaria City yang bisa menyisakan lebar sekitar 5-6 meter. Padahal, lebar seharusnya paling tidak 15 meter. Setiap kali kami berupaya melakukan pelebaran, ternyata muncul protes dan sikap resistensi tadi.

Lalu, bagaimana dengan genangan di Jakarta yang terus muncul, terutama di wilayah selatan?
Wilayah selatan (Jakarta) ini memang menjadi tempat resapan air. Kami sebenarnya memiliki program ruang terbuka biru, yakni melakukan penambahan jumlah waduk.
Saat ini total luas waduk ini ada sekitar 280 hektare dari 665 km persegi luas Jakarta.
Memang dari waduk-waduk tersebut masih ada juga beberapa yang harus direvitalisasi lagi. Nah, untuk mengatasi genangan tersebut, hal paling utama yang harus dibenahi adalah pembenahan drainase. Misalnya, yang sudah kita lakukan dengan membuat gorong-gorong di wilayah Jalan Sudirman.

Lantas untuk jangka pendek, apa yang bisa dilakukan pemprov?
Kita sudah membangun tanggul rob di wilayah pesisir seperti di Cilincing. Tanggul ini ternyata sudah bisa mengantisipasi luapan air. Selain itu, kami juga akan membuat lebih banyak lagi drainase untuk mengatasi genangan.
Kemudian, sekarang ini pun kami sudah membangun polder system, yakni mengumpulkan air pada satu tempat, lalu kita pompa ke luar.
Untuk sistem ini, kita sudah memiliki pada sepuluh titik yang ada di lima wilayah Jakarta. ed: m ikhsan shiddieqy

http://republika.pressmart.com/PUBLICATIONS/RP/RP/2012/04/04/ArticleHtmls/Perilaku-Masyarakat-Jadi-Kendala-04042012010003.shtml?Mode=1

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.