Kamis, 12 April 2012

[Koran-Digital] FAISAL ISMAIL: Demoralisasi

Demoralisasi PDF Print
Friday, 13 April 2012
Dewasa ini wajah peradaban manusia tampak semakin buram dan kelam akibat
berbagai ulah amoral dan asusila sebagian manusia. Ibarat terkena nila
setitik, rusak susu sebelanga. Moralitas, kemanusiaan, dan peradaban
manusia mengalami degradasi dan dekadensi yang semakin parah di hampir
setiap lini kehidupan.

Terjadi demoralisasi, dehumanisasi, dan desivilisasi manusia dalam
berbagai bentuknya. Akibat demoralisasi, dehumanisasi, dan desivilisasi
yang sangatmembahayakanini,nilainilai harkat dan martabat manusia
semakin merosot dan— apabila tidak diperbaiki—akan hancur. Memang sudah
ada doktrin agama, ajaran moral, tatanan etika, aturan hukum, dan
nilai-nilai norma yang mengatur hal-hal yang baik dan yang buruk dalam
kehidupan manusia.

Tapi, tidak semua manusia menaati doktrin, nilai, dan norma yang
diberikan oleh agama,moralitas,dan hukum. Didominasi oleh nafsu hewaniah
dan nafsu permisif-hedonistik yang sangat kuat dalam dirinya, sebagian
manusia meninggalkan dan melanggar doktrin, nilai, norma, serta aturan
agama, moralitas, dan hukum.Akibat itu,mereka terjerembab ke dalam
jurang demoralisasi, dehumanisasi, dan desivilisasi.

Sodomi dan Aborsi

Contoh paling konkret tentang demoralisasi adalah seperti yang
diberitakan di berbagai media massa baru-baru ini, perbuatan sodomi yang
dilakukan oleh seorang guru terhadap anak kecil. Perbuatan ini sudah
pasti merupakan perbuatan amoral dan asusila yang sama sekali tidak
dapat dibenarkan secara moral,agama, dan hukum.Seorang guru yang
seharusnya menjadi sosok panutan bagi murid dan orang lain tidak
sepantasnya berbuat mesum seperti itu.

Guru adalah orang yang moralitas, akhlak, dan kepribadiannya digugu dan
ditiru. Ia adalah pola panutan etis bagi anak-anak didik dan masyarakat
pada umumnya. Perbuatan sodomi sangat bertentangan dengan profesinya
sebagai guru. Perbuatan sodomi yang dilakukan seseorang bukan merupakan
bentuk perilaku seks menyimpang, tapi perbuatan yang disengaja demi
memuaskan nafsu seksnya.

Dia mendapatkan kepuasan seks dengan cara menyodomi sesama jenis,
ironisnya anak laki-laki yang masih kecil. Kasus serupa terjadi pula
pada guru lain atau guru ngaji yang menyelingkuhi murid perempuannya.
Selain praktik sodomi dan perbuatan mesum seperti dikemukakan di atas,
praktik lain yang sangat bertentangan dengan etika, moralitas, agama,
dan hukum adalah praktik aborsi (pengguguran kandungan).

Di Indonesia praktik aborsi adalah perbuatan yang melanggar moral,
etika, agama, dan hukum. Perempuan (muda) yang mengaborsi kandungannya
biasanya disebabkan oleh rasa malu akibat hubungan seks di luar nikah.
Janin yang dikandungnya tidak diharapkan lahir karena, kalau ia lahir,
perempuan tadi akan merasa malu dan anaknya akan dicap sebagai anak
jadah (zina).Inilah alasan yang biasanya mendorong perempuan yang
meminta kandungannya diaborsi.

Sementara dokter yang melakukan praktik aborsi banyak didorong oleh
nafsu meraup fulus (uang) dari pengguna jasa. Praktik aborsi seperti ini
terungkap antara lain di Cilacap baru-baru ini. Seorang dokter di
Cilacap telah diinterogasi oleh pihak kepolisian sehubungan dengan
praktik aborsi yang ia lakukan secara ilegal. Di negara kita, praktik
aborsi dilarang karena praktik seperti itu melanggar hukum, agama,
moral, dan etika kedokteran.

Seorang dokter (yang sudah terikat dengan sumpah kedokteran) seharusnya
tidak melakukan praktik aborsi. Aborsi dapat dibenarkan kalau didasarkan
pada alasan medis misalnya untuk menyelamatkan jiwa sang ibu. Masih
banyak praktik gelap aborsi di kota-kota lain di Tanah Air kita yang
belum terungkap.

Dehumanisasi dan Desivilisasi

Perdagangan anak, perdagangan wanita,dan perdagangan manusia yang juga
terjadi di Tanah Air kita baru-baru ini adalah bentuk dehumanisasi dan
desivilisasi yang sangat mencolok mata. Harkat dan martabat manusia
sudah sangat dilecehkan,direndahkan, dan dihinakan ke tingkat yang
serendah-rendahnya.Manusia sudah dijadikan komoditas yang
diperjualbelikan oleh sindikat yang hanya ingin meraup uang sebanyak
mungkin dengan cara gampang, praktis, dan pragmatis.

Para sindikat ini tidak merasa bersalah atau tidak merasa berdosa
melakukan praktik- praktik penjualan manusia seperti itu karena hati
nurani mereka telah tertutup akibat rangsangan dan godaan fulus yang
sangat menggiurkan.Perasaan moral dan kepekaan kemanusiaan para sindikat
yang terlibat dalam jaringan penjualan manusia ini sudah beku dan mati.
Mereka banyak dikuasai oleh nafsu mengeruk keuntungan finansial yang besar.

Di hadapan mereka yang penting adalah nafsu memburu uang, sedangkan
perasaan manusiawi dan kepekaan kemanusiaan mereka digencet dan
dikalahkan oleh nafsu tadi. Anak-anak bayi dan anakanak kecil,yang polos
dan tidak berdosa, diselundupkan dan dijual ke luar negeri.Tak ada rasa
tega,iba,dan kasihan yang tebersit dalam hati para sindikat ini ketika
mereka menjual bayi dan anak-anak itu ke luar negeri.

Di manakah letak hati nurani dan akal sehat mereka? Para bayi dan
anak-anak kecil itu diperjualbelikan dengan harga Rp15–20 juta per
orang. Gadis-gadis muda belia juga dijual dan dipasok ke hotel-hotel
atau tempat-tempat hiburan di luar negeri untuk dijadikan wanita
penghibur dan pemuas seks laki-laki yang membutuhkan mereka.

Atau sebaliknya, gadis-gadis muda belia dari luar negeri dipasok ke
hotel-hotel atau tempat-tempat hiburan di dalam negeri untuk
dipekerjakan sebagai wanita penghibur dan pemuas seks laki- laki yang
membutuhkan. Kasus ini terungkap beberapa waktu lalu ketika polisi di
Jakarta dan beberapa kota besar lain di Tanah Air melakukan razia dan
mengidentifikasi identitas kebangsaan mereka antara lain dari
Filipina,China, dan Uzbekistan.

PBB melaporkan, ada 2,5 juta orang yang menjadi korban human trafficking
di seluruh dunia.Demoralisasi, dehumanisasi, dan desivilisasi harus
dihentikan. FAISAL ISMAIL Guru Besar Universitas Islam Negeri Yogyakarta

http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/485927/

--
"One Touch In BOX"

To post : koran-digital@googlegroups.com
Unsubscribe : koran-digital-unsubscribe@@googlegroups.com

"Ketika berhenti berpikir, Anda akan kehilangan kesempatan"-- Publilius Syrus

Catatan : - Gunakan bahasa yang baik dan santun
- Tolong jangan mengiklan yang tidak perlu
- Hindari ONE-LINER
- POTONG EKOR EMAIL
- DILARANG SARA
- Opini Anda menjadi tanggung jawab Anda sepenuhnya dan atau
Moderator Tidak bertanggung Jawab terhadap opini Anda. -~----------~----~----~----~------~----~------~--~------------------------------------------------------------
"Bersikaplah sopan, tulislah dengan diplomatis, meski dalam deklarasi perang sekalipun seseorang harus mempelajari aturan-aturan kesopanan." -- Otto Von Bismarck.
"Lidah orang berakal dibelakang hatinya, sedangkan hati orang dungu di belakang lidahnya" -Ali bin Abi Talib.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.