Jumat, 13 April 2012

[Koran-Digital] Gerindra dan Hanura Ditawari Kursi Menteri

Godaan kekuasaan bertepuk sebelah tangan. Gerindra dan Hanura konsisten berjuang di luar pemerintahan.

PARTAI berkuasa gemar menebar iming-iming kursi menteri kepada oposisi daripada merawat koalisi. Tawaran kursi menteri itulah yang menyertai manuver Partai Demokrat merangkul Partai Gerindra dan Partai Hanura.

Ketua DPP Partai Gerindra Martin Hutabarat di Jakarta, kemarin, membenarkan pihaknya pernah ditawari kursi menteri.
“Namun, saya pastikan kami tidak akan tertarik. Bersama PDIP, sikap kami jelas sebagai oposisi,“ tukas Martin.

Setelah mendepak PKS dari koalisi, Demokrat menawarkan draf kerja sama dengan Gerindra dan Hanura. Draf berisi tiga butir. Pertama, ajakan untuk bersama-sama mendorong kinerja DPR agar lebih aspiratif dalam memperjuangkan kepentingan rakyat dan memajukan demokrasi. Kedua, bersamasama mendukung pelaksanaan program dan kebijakan pemerintahan SBY-Boediono untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat sampai 2014.

Ketiga, bekerja sama secara produktif dan senantiasa bersama-sama dalam setiap langkah dan proses pengambilan keputusan-keputusan politik penting di DPR yang berdampak luas pada kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara.

Demokrat menyodorkan draf itu kepada Gerindra dan Hanura dalam pertemuan koalisi yang digelar di Jakarta pada Rabu (11/4). Pertemuan membahas RUU Pemilu itu juga dihadiri unsur dari koalisi lainnya, yaitu PAN, PPP, dan PKB. Golkar malah tidak diundang dalam pertemuan tersebut.

Martin memastikan Gerindra tidak tertarik dengan tawaran Demokrat bergabung dalam partai koalisi pendukung peme rintah. Itulah sebabnya, ujar dia, Gerindra menolak tawaran kursi menteri.

Godaan kekuasaan dari Demokrat bertepuk sebelah tangan. Sekjen Gerindra Ahmad Muzani menegaskan pihaknya konsisten di luar pemerintahan.
Sarat kepentingan Partai Hanura juga tidak berminat menerima pinangan Demokrat. Sekretaris Fraksi Partai Hanura DPR Saleh Husein mengatakan partainya sepakat mendukung program pemerintah yang prorakyat.
Akan tetapi, kata dia, Hanura tak akan melangkah jauh untuk masuk koalisi pendukung pemerintah.

Saleh menegaskan kerja sama Hanura dengan Demokrat hanya pada batas kesepahaman dalam RUU Pemilu yang telah disahkan jadi UU. “Kita tidak akan sejauh itu untuk masuk koalisi. Kita lebih baik mengawal kebijakan pemerintah.“

Tanpa Gerindra dan Hanura, koalisi setelah ditinggalkan PKS menguasai 65,35% kursi di DPR. Sebaliknya, bila Gerindra dan Hanura menerima uluran tangan Demokrat, koalisi menguasai 73,03%. Kekuatan itu hampir sama dengan koalisi awal bersama PKS yang menguasai 75,53% kursi DPR.

Manuver Demokrat dengan menggandeng Gerindra dan Hanura, menurut pengamat politik Iberamsjah, sarat kepentingan. Namun, kata dia, koalisi itu tidak akan efektif mengingat sisa umur pemerintahan hanya dua tahun. “Kalau Gerindra dan Hanura menerima tawaran koalisi, kedua partai itu tidak memiliki moral dan martabat,“ tukasnya. (Mad/X-3)

http://pmlseaepaper.pressmart.com/mediaindonesia/PUBLICATIONS/MI/MI/2012/04/14/ArticleHtmls/Gerindra-dan-Hanura-Ditawari-Kursi-Menteri-14042012001006.shtml?Mode=1

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.