Minggu, 01 April 2012

[Koran-Digital] Politik Uang Terjadi dalam Pemilu Kada Bekasi

PEMILIHAN umum kepala daerah (pemilu kada) Kabupaten Bekasi dipenuhi
politik uang. Para saksi memaparkannya dalam persidangan di Gedung
Mahkamah Konstitusi (MK), Jumat (30/3).

Sembilan saksi memberikan keterangan mengenai hal yang mereka alami
terkait politik uang yang dilancarkan oleh pihak terlapor, yaitu
pasangan calon kepala daerah pemenang pemilu kada.

Pemohon ialah calon kepala daerah nomor urut dua pada pemilu kada
Kabupaten Bekasi Sad'duddin-Jamal Lulail dan pasangan calon nomor 3
Darip Mulyana-Jejen Sayuti.

Mereka menyampaikan gugatan tentang adanya pelanggaran oleh pasangan
calon nomor urut satu Neneng Hasanah-Rohim Mintareja dan KPU Kabupaten
Bekasi yang bersifat terstruktur, masif, dan sistematis.

Ali Sumantri, salah satu saksi dari pihak pemohon, warga Kampung Kempes,
Desa Sukamulya, mengatakan mantan ketua RT memberikan uang sebesar Rp70
ribu per keluarga. Uang itu diberikan agar warga memilih Neneng-Rohim
(Nero).

"Pak Raib (mantan Ketua RT) yang memberikan uang tersebut. Uangnya
berupa pecahan Rp10 ribu," ujar Ali.

Dia mengaku uang dari mantan ketua RT itu ditempelkan pada form
pengaduan ke Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) tetapi belum ada
kelanjutan dari laporan tersebut.

Selain Ali, Ketua RT Kampung Siluman Ronand Junaidi juga menegaskan
adanya praktik politik uang untuk memilih pasangan Neneng-Rohim. Sebagai
ketua RT ia mendapat uang dari pendukung Neneng-Rohim sebesar Rp6,1
juta. Uang tersebut diberikan agar Ronand dan warganya memilih pasangan
calon nomor satu. Ia mengaku membagi uang itu kepada tiga rekannya yaitu
Rosan, Daim, dan Kardi. Ronand mendapat Rp2 juta, Rosan Rp1,7 juta, Daim
dan Kardi masing-masing Rp1,2 juta.

"Kenapa Anda mendapat porsi uang yang lebih besar?" tanya Akil Mochtar
selaku ketua majelis hakim dalam persidangan.

Ronand menjawab, karena statusnya selaku ketua RT ia mendapat uang dalam
jumlah yang lebih banyak. Tetapi uang itu tidak berpengaruh terhadap
pilihannya.

"Saya terima uang, tetapi saya tidak lantas mengikuti pesan untuk
mencoblos nomor satu," jelas Ronand.
(*/P-4)

http://pmlseaepaper.pressmart.com/mediaindonesia/PUBLICATIONS/MI/MI/2012/04/02/ArticleHtmls/Politik-Uang-Terjadi-dalam-Pemilu-Kada-Bekasi-02042012005023.shtml?Mode=1

--
"One Touch In BOX"

To post : koran-digital@googlegroups.com
Unsubscribe : koran-digital-unsubscribe@@googlegroups.com

"Ketika berhenti berpikir, Anda akan kehilangan kesempatan"-- Publilius Syrus

Catatan : - Gunakan bahasa yang baik dan santun
- Tolong jangan mengiklan yang tidak perlu
- Hindari ONE-LINER
- POTONG EKOR EMAIL
- DILARANG SARA
- Opini Anda menjadi tanggung jawab Anda sepenuhnya dan atau
Moderator Tidak bertanggung Jawab terhadap opini Anda. -~----------~----~----~----~------~----~------~--~------------------------------------------------------------
"Bersikaplah sopan, tulislah dengan diplomatis, meski dalam deklarasi perang sekalipun seseorang harus mempelajari aturan-aturan kesopanan." -- Otto Von Bismarck.
"Lidah orang berakal dibelakang hatinya, sedangkan hati orang dungu di belakang lidahnya" -Ali bin Abi Talib.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.