Selasa, 10 April 2012

[Koran-Digital] TAJUK, Dampak Lain Low Cost and Green Car

TAJUK, Dampak Lain Low Cost and Green Car PDF Print
Wednesday, 11 April 2012
Pemerintah dalam waktu dekat mengeluarkan regulasi tentang mobil murah
dan ramah lingkungan (low cost and green car/LCGC). Mobil murah yang
dimaksud memiliki kapasitas mesin 1.000-1.200 cc, berjenis 4x2
(berpenggerah dua roda), dan harganya sekitar Rp80 juta.


Bagi sebagian masyarakat, kabar ini tentu menggembirakan karena semakin
besar peluang mereka untuk memiliki mobil,apalagi bagi masyarakat kelas
menengah.Tapi bagi sebagian orang, regulasi akan menjadi pertanyaan,
terutama bagi masyarakat Jakarta yang sudah akrab dengan kemacetan.
Regulasi ini bisa diartikan bahwa ada peningkatan produksi mobil. Jika
mobil yang diproduksi adalah mobil murah, demand dari masyarakat tentu
akan semakin tinggi dan mengakibatkan produksi tinggi.

Volume mobil di Tanah Air semakin besar terutama di Jakarta.Kenapa di
Jakarta? Karena sebagian besar konsumen mobil adalah di Jakarta,
terutama golongan masyarakat kelas menengah. Ini artinya, problem
kemacetan akan semakin rumit. Ini tentu menjadi tantangan bagi calon
gubernur DKI Jakarta yang akan dipilih pada 11 Juli nanti. Peningkatan
produksi dari kacamata ekonomi adalah hal yang positif dan pasti menjadi
target bagi produsen. Dengan peningkatan produksi berarti terjadi
pertumbuhan.

Semua produsen dianggap berhasil atau tidak dilihat dari
pertumbuhan.Sementara pertumbuhan dalam produksi mobil akan menstimulus
pertumbuhan ekonomi negeri ini.Itulah yang diharapkan pemerintah dan
pelaku bisnis di Tanah Air yaitu pertumbuhan ekonomi. Peningkatan
produksi yang berimbas ke pertumbuhan ekonomi tentu merupakan dampak
positif. Kita semua tentu akan senang jika terjadi pertumbuhan ekonomi
karena masyarakat juga akan merasakan dampak dari pertumbuhan ekonomi
tersebut.

Namun,ada dampak lain yang patut diperhatikan pemerintah yaitu kemacetan
yang sudah parah. Ini adalah dampak negatif. Selain itu, meski mobil ini
disebut green car,tetap saja menggunakan bahan bakar minyak yang tetap
saja menambah tingkat polusi di Tanah Air, terutama di kota besar
seperti Jakarta.Regulasi LCGC ini menjadi pisau bermata dua. Dan
dua-duanya tajam bagi masyarakat.

Regulasi tentang produksi LCGC juga semestinya diiringi dengan regulasi
yang bisa mengantisipasi dampak negatif.Regulasi ini harus disinergikan
dengan regulasi untuk mengatasi kemacetan. Misalnya regulasi pengadaan
angkutan massal yang memadai bagi masyarakat.Atau juga diiringi dengan
regulasi tentang pembatasan usia mobil yang boleh melaju di kawasan
tertentu.Selain itu,regulasi tentang antisipasi tentang polusi udara
juga harus diciptakan.

Misalnya,pemerintah harus berani melakukan terobosan dengan menciptakan
mobil murah dengan bahan bakar gas atau biofuel. Jika tidak diiringi
dengan regulasi untuk mengantisipasi dampak negatif, pemerintah kurang
bertanggung jawab dan hanya memikirkan kepentingan pihak tertentu.
Dampak negatif dari regulasi ini (kemacetan dan polusi) akan menimpa
kepala-kepala daerah.

Lihat saja kemacetan atau polusi lingkungan di Jakarta, yang akan
menjadi sasaran kritik adalah gubernur atau wali kota. Ini tentu tidak
fair. Pemerintah harus bisa memikirkan lebih komprehensif kebijakan ini
agar baik untuk semuanya. Kita yakin pemerintah menyadari hal ini.
Pemerintah yang sekarang tentu bisa lebih bijak dalam mengeluarkan
sebuah regulasi karena semangat sebuah regulasi adalah membuat
masyarakat merasa nyaman dan senang.

Pemerintah pusat tentu juga tidak mau hanya melempar abu panas dari
regulasi ini ke pemerintah daerah. Kita berharap regulasi baru ini bisa
benarbenar menyenangkan semua pihak, bukan hanya pihak-pihak tertentu

http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/485411/

--
"One Touch In BOX"

To post : koran-digital@googlegroups.com
Unsubscribe : koran-digital-unsubscribe@@googlegroups.com

"Ketika berhenti berpikir, Anda akan kehilangan kesempatan"-- Publilius Syrus

Catatan : - Gunakan bahasa yang baik dan santun
- Tolong jangan mengiklan yang tidak perlu
- Hindari ONE-LINER
- POTONG EKOR EMAIL
- DILARANG SARA
- Opini Anda menjadi tanggung jawab Anda sepenuhnya dan atau
Moderator Tidak bertanggung Jawab terhadap opini Anda. -~----------~----~----~----~------~----~------~--~------------------------------------------------------------
"Bersikaplah sopan, tulislah dengan diplomatis, meski dalam deklarasi perang sekalipun seseorang harus mempelajari aturan-aturan kesopanan." -- Otto Von Bismarck.
"Lidah orang berakal dibelakang hatinya, sedangkan hati orang dungu di belakang lidahnya" -Ali bin Abi Talib.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.