Kamis, 29 Maret 2012

[Koran-Digital] "Dokter" Lulusan SD Ini Praktik Keliling Desa

"Dokter" Lulusan SD Ini Praktik Keliling Desa
Jumat, 30 Maret 2012 09:36 WIB

"Dokter" Lulusan SD Ini Praktik Keliling Desa
perbesar

TRIBUNNEWS.COM- Beralasan untuk menafkahi keluarga, dua orang buruh tani
asal Desa/Kecamatan Arjasa, Situbondo, Jawa Timur, bernama Herman
Sucipto (43) dan Santawi (36), nekat membuka praktik layaknya seorang
dokter. Bahkan, kedua orang yang diketahui lulusan SMP dan SD ini
melakoni aksi menjadi dokter gadungan selama lima tahun terakhir.

Kedua orang menggunakan modus menawarkan jasa pengobatan keliling
kampung di sejumlah desa di Kecamatan Arjasa. Selain mengobati pasien
yang menderita penyakit ringan, mereka juga melayani para ibu rumah
tangga yang akan suntik KB (Keluarga Berencana) dan operasi khitan.

Hebatnya, selama membuka praktik ilegal, tak ada satupun keluhan dari
pasiennya. Tak pernah ada istilah malpraktek. Praktik ilegal mereka
akhirnya tercium polisi setelah mendapat laporan dari warga. "Sebelum
kami menangkap di rumahnya masing-masing pada Rabu (28/3/2012) malam,
keduanya memang sudah lama menjadi target operasi (TO)," terang
Kasatreskoba AKP Priyo Purwandito, Kamis (29/3/2012) kemarin.

Dari kedua tangan dokter gadungan tersebut, polisi mengamankan beberapa
alat kedokteran, di antaranya, stetoskop, alat tensi darah, peralatan
bedah, injeksi, perban, dan aneka obat-obatan. "Keduanya terbukti
melakukan praktik layaknya seorang dokter. Maka kami menjerat keduanya
dengan Undang-undang Nomor 39 Tahun 2009 tentang Kesehatan dan
Undang-undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kesehatan tanpa
register dan surat izin. Ancaman hukumannya 5 tahun penjara," imbuh Priyo.

Herman membenarkan, dirinya dan Santawi telah 5 tahun menjalani profesi
tersebut. Peralatan medis yang dimiliki ayah dua anak itu merupakan
warisan ayahnya yang dulu berprofesi mantri kesehatan. Herman juga
belajar kepada ayahnya. Herman mematok tarif murah kepada pasiennya,
berkisar Rp 10 ribu hingga Rp 50 ribu. Setiap minggu, 3-5 pasien yang
datang ke tempat praktiknya.

Selain melayani pasien yang datang ke tempat praktik, Herman juga
melayani pasien di rumahnya bila ditelpon pasien. Karena laris manis,
Herman mengajak dan mengangkat Santawi sebagai asistennya. Dari Herman,
Santawi belajar cara mengobati pasien. Bahkan, meski hanya jebolan kelas
V SD, akhirnya Santawi berani membuka praktik sendiri.

"Saya tahu cara mengobati pasien dari Herman setelah ikut dia setahun,
tapi saya tidak menerima permintaan khitan. Saya nekat menjalani profesi
sebagai dokter gadungan karena terdesak kebutuhan ekonomi," tutur Santawi.

http://m.tribunnews.com/2012/03/30/dokter-lulusan-sd-ini-praktik-keliling-desa

--
"One Touch In BOX"

To post : koran-digital@googlegroups.com
Unsubscribe : koran-digital-unsubscribe@@googlegroups.com

"Ketika berhenti berpikir, Anda akan kehilangan kesempatan"-- Publilius Syrus

Catatan : - Gunakan bahasa yang baik dan santun
- Tolong jangan mengiklan yang tidak perlu
- Hindari ONE-LINER
- POTONG EKOR EMAIL
- DILARANG SARA
- Opini Anda menjadi tanggung jawab Anda sepenuhnya dan atau
Moderator Tidak bertanggung Jawab terhadap opini Anda. -~----------~----~----~----~------~----~------~--~------------------------------------------------------------
"Bersikaplah sopan, tulislah dengan diplomatis, meski dalam deklarasi perang sekalipun seseorang harus mempelajari aturan-aturan kesopanan." -- Otto Von Bismarck.
"Lidah orang berakal dibelakang hatinya, sedangkan hati orang dungu di belakang lidahnya" -Ali bin Abi Talib.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.