Rabu, 28 Maret 2012

[Koran-Digital] RUU Pemilu Molor Seminggu-Soal PT, Demokrat Enggan Mengalah Lagi

RUU Pemilu Molor Seminggu-Soal PT, Demokrat Enggan Mengalah Lagi PDF Print
Thursday, 29 March 2012
JAKARTA– Panitia Khusus (Pansus) RUU Pemilu DPR mulai mengantisipasi
tidak tercukupinya waktu pembahasan sejumlah poin krusial. Mereka akan
mengajukan perpanjangan waktu.

"Sebenarnya voting atau tidak, kami tetap mau mengajukan perpanjangan
waktu karena secara teknis memang butuh waktu sepekan lagi untuk
sinkronisasi dan penyesuaian penjabaran pasal,"kata Ketua Pansus RUU
Pemilu DPR Arif Wibowo di Gedung DPR,Jakarta, kemarin.Menurut dia,
perpanjangan waktu pembahasan selama satu pekan akan berakhir sesuai
akhir masa persidangan ini pada 5 April mendatang.

Arif menjelaskan,kebutuhan tambahan waktu sudah disepakati saat rapat
pimpinan Pansus. Selain karena empat poin krusial belum disepakati, tim
perumus dan tim sinkronisasi masih butuh waktu merapikan aspek
redaksional demi menghindari koreksi setelah disahkan dalam paripurna.
"Untuk UU Pemilu, karena sifatnya yang sangat sensitif, kami tidak mau
setelah disahkan dalam paripurna masih dikoreksi lagi redaksionalnya.
Harus sudah rapi ketika disahkan," ujar Arif.

Arif optimistis permintaan perpanjangan waktu itu akan disetujui oleh
pimpinan DPR dalam rapat konsultasi antara Pansus RUU Pemilu,pimpinan
DPR,dan pimpinan fraksi."Ini kan kepentingan semua fraksi," jelasnya.
Wakil Ketua Pansus RUU Pemilu dari Fraksi Partai Persatuan Pembangunan
(PPP) Arwani Thomafi mengatakan, jika dalam rapat konsultasi pada hari
ini sejumlah poin krusial sudah disepakati, opsi untuk memperpanjang
waktu sepekan bisa saja dibatalkan.

Menurut dia, masih ada waktu yang cukup dinamis untuk menyelesaikan RUU
Pemilu sesuai target waktu. Sementara itu,Dirjen Kesatuan Bangsa,
Politik, dan Perlindungan Masyarakat Kementerian Dalam Negeri Andi Tanri
Bali Lamo berharap pembahasan RUU Pemilu tidak berlarutlarut agar
penyelesaiannya bisa disesuaikan dengan mulainya masa kerja KPU dan
Bawaslu baru.

Parliamentary Threshold

Sementara itu, Sekretaris Fraksi Partai Demokrat DPR Saan Mustopa
mengemukakan, karena pembahasan RUU Pemilu sudah semakin mengerucut,
enggan untuk mengalah lagi saat lobi-lobi berikutnya. Terlebih, Demokrat
sudah banyak mengalah dalam proses pembahasan sebelumnya.Demokrat, kata
Saan,akan mengingatkan agar parpol-parpol menengah sepakat dengan angka
parliamentary threshold (PT) 4% seperti kesepakatan Sekretariat Gabungan
(Setgab) Koalisi.

"sekarang tinggal Golkar yang masih bertahan dengan PT 5%," sesalnya.
Sedangkan untuk sistem pemilu, Demokrat tetap menginginkan sistem
proporsional terbuka (suara terbanyak) agar para anggota DPR terpilih
periode mendatang lebih dekat dengan konstituen. "Kalau banyak kritikan
bahwa anggota DPR saat ini tidak dekat dengan konstituennya, Itu imbas
dari sistem pemilu tertutup,"kata Saan.

Dia juga mengingatkan bahwa Demokrat sudah banyak mengalah dalam poin
krusial lainnya.Untuk alokasi kursi per daerah pemilihan (dapil),
Demokrat sudah bersedia 3-10 kursi per dapil dari sebelumnya 3-8 kursi
per dapil. Di tempat terpisah,anggota Pansus RUU Pemilu dari Fraksi
Partai Golkar Nurul Arifin menegaskan, posisi Golkar yang belum mau
menurunkan angka PT 5% dalam dua kali rapat konsultasi bukan berarti
menutup ruang kompromi.

"Kita tunggu saja lobi berikutnya. Pasti ada kompromi kok,"jaminnya.
Menurut dia, pengambilan keputusan untuk turun atau tidak bagi Golkar
dalam usulan PT dan alokasi kursi per dapil tidak perlu
terburu-buru.Yang terpenting, pihaknya tetap membuka peluang kompromi
sebelum deadlinepenyelesaian RUU Pemilu. Pekan lalu, Fraksi PDIP
akhirnya bersedia menurunkan angka PT yang selama ini mereka usung, dari
semula 5% menjadi 4%.

Sementara itu, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Kebangkitan
Bangsa (PKB), dan Partai Amanat Nasional (PAN) sudah mau menaikkan angka
PT mendekati keinginan Partai Demokrat dan PKS yakni 4%. Sementara
Fraksi Partai Hanura dan Partai Gerindra menyatakan bahwa PT 3% akan
menjadi tawaran tertinggi. rahmat sahid/ radi saputro

http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/481641/

--
"One Touch In BOX"

To post : koran-digital@googlegroups.com
Unsubscribe : koran-digital-unsubscribe@@googlegroups.com

"Ketika berhenti berpikir, Anda akan kehilangan kesempatan"-- Publilius Syrus

Catatan : - Gunakan bahasa yang baik dan santun
- Tolong jangan mengiklan yang tidak perlu
- Hindari ONE-LINER
- POTONG EKOR EMAIL
- DILARANG SARA
- Opini Anda menjadi tanggung jawab Anda sepenuhnya dan atau
Moderator Tidak bertanggung Jawab terhadap opini Anda. -~----------~----~----~----~------~----~------~--~------------------------------------------------------------
"Bersikaplah sopan, tulislah dengan diplomatis, meski dalam deklarasi perang sekalipun seseorang harus mempelajari aturan-aturan kesopanan." -- Otto Von Bismarck.
"Lidah orang berakal dibelakang hatinya, sedangkan hati orang dungu di belakang lidahnya" -Ali bin Abi Talib.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.