Rabu, 28 Maret 2012

[Koran-Digital] Mengatasi Batuk pada Anak

Mengatasi Batuk pada Anak PDF Print
Thursday, 29 March 2012
Batuk pilek pada bayi atau anak-anak adalah hal yang lumrah. Apalagi
pada saat kondisi cuaca yang tak menentu pada saat ini. Bagaimana
mengatasinya?

Orangtua pada dasarnya tidak perlu terlalu khawatir menghadapi penyakit
yang menyerang si buah hati ini.Tapi jangan juga dianggap sepele,sebab
jika dibiarkan malah akan berujung semakin parah.Dituturkan dr. Efrianty
Nugroho,M.Kes,apabila batuk pilek yang diderita anak masih tergolong
ringan,misalkan hidungnya berair sementara anak masih mampu bermain dan
tidak rewel,serta masih berselera makan, maka tidak perlu dulu membawa
ke dokter.

Lakukan perawatan sendiri dahulu di rumah.Boleh dengan memberikan obat
batuk pilek yang sesuai."Bisa juga dengan memberi kecap manis atau madu
dengan jeruk nipis,berikan satu sendok teh sebanyak tiga kali dalam
sehari," ujar spesialis anak ini. Lebih jauh dokter yang praktek di
rumah sakit JMC Buncit,Jakarta Selatan ini menjelaskan,ramuan tersebut
bisa diberikan pada bayi satu tahun.

Anda bisa melakuka perawatan sendiri di rumah selama dua hari.Apabila
lewat dari dua hari kondisi anak masih belum baik, jangan tunda untuk
membawa ke dokter. Namun demikian menurut pengalaman klinis sang
dokter,banyak diantara pasiennya yang langsung membawa buah hati ke
dokter jika sakit.Mereka khwatir sang anak malah bertambah parah tanpa
pemberian obat dari dokter.

Kondisi cuaca yang tak menentu, terutama di musim peralihan juga bisa
membuat keadaan tubuh anak menjadi tidak fit.Apalagi polusi yang terjadi
di perkotaan. "Berbeda dengan keadaan di pedesaan, udaranya masih bersih
jadi bisa membantu penyembuhan. Batuk pilek anak bisa sembuh dengan
sendirinya," kata Efri. Batuk pilek pada anak bisa juga terjadi lantaran
tertular orang dewasa di rumah.

Nah,kalau tertular maka kondisi ini lebih berat ketimbang batuk pilek
yang terjadi bukan dari penularan. Sementara itu menurut dr.Bobby S
Dharmawan,Sp.A dari Rumah Sakit Haji Jakarta Timur,jika memberi obat
pada anak sebaiknya selalu berpegang pada dosis atau takaran yang
diberikan.Dosis obat ini dihitung berdasarkan berat badan,bukan rentang
usia.Jangan menggunakan sendok teh atau sendok makan karena takarannya
tidak sesuai.

Sebaliknya,gunakan pipet atau sendok obat yang telah disediakan dalam
kemasan. Bobby juga mengingatkan untuk meminum obat sesuai
anjuran.Jangan mengurangi dosis atau melebihkan dosis,dan melewati waktu
pemberian yang ditetapkan, sebab akan berakibat obat menjadi tidak
efektif atau mungkin timbul efek samping.

Memberi obat kepada bayi memang susah-susah gampang.Terkadang ia
memuntahkan nya begitu obat sudah masuk ke mulut.Apabila dalam waktu
berkisar 15 menit obat dimuntahkan,tunggu sebentar sampai bayi dan anak
tenang,kemudian ganti dengan dosis yang sama. Namun,bila muntah terjadi
lebih dari satu jam,umumnya obat sudah diserap sehingga tidak perlu
diulang pemberiannya.

Sebelum memberi obat,selalu perhatikan tanggal kemasannya,apakah dalam
keadaan rusak atau tidak,dan cek tanggal kadaluwarsanya. Lepas dari
itu,orangtua juga perlu mewaspadai buah hati mengidap asma.Jika anak
sering batuk kering pada malam hari, jangan anggap itu batuk biasa atau
gatal biasa.Bisa jadi itu merupakan gejala dari penyakit asma. Asma
sendiri berasal dari kata "asthma" (bahasa Yunani) yang berarti "sukar
bernapas".

Asma adalah penyakit paru dengan beberapa karakteristik,seperti
obstruksi/sumbatan saluran napas yang reversible baik secara spontan
maupun dengan pengobatan,adanya inflamasi pasien,dan peningkatan respon
saluran napas terhadap berbagai rangsangan. Frekuensi asma di Indonesia
cukup banyak dan jumlahnya bervariasi yaitu 5-7 persen. Bahkan ada yang
3-10 persen, tergantung pada daerah masing-masing. Dulu asma dibedakan
menjadi dua bagian.

Pertama,alergi atau akstrinsik dan kedua, non-alergik atau intrinsik.
Asma alergi itu muncul pada waktu anakanak dan mekanisme serangannya
melalui reaksi alergi tipe 1 terhadap alergen (zat penyebab
alergi).Sedangkan asma dikatakan asma intrinsik jika tidak ditemukan
tanda-tanda reaksi hipersensitivitas terhadap alergen. Faktor pencetus
asma sendiri bisa debu atau pun udara dingin.Bahkan ada pula karena bulu
binatang,asap rokok,tungau, kapuk,dan berbagai zat alergen lain,baik
yang sudah diketahui maupun yang belum diketahui. sri noviarni

http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/481701/

--
"One Touch In BOX"

To post : koran-digital@googlegroups.com
Unsubscribe : koran-digital-unsubscribe@@googlegroups.com

"Ketika berhenti berpikir, Anda akan kehilangan kesempatan"-- Publilius Syrus

Catatan : - Gunakan bahasa yang baik dan santun
- Tolong jangan mengiklan yang tidak perlu
- Hindari ONE-LINER
- POTONG EKOR EMAIL
- DILARANG SARA
- Opini Anda menjadi tanggung jawab Anda sepenuhnya dan atau
Moderator Tidak bertanggung Jawab terhadap opini Anda. -~----------~----~----~----~------~----~------~--~------------------------------------------------------------
"Bersikaplah sopan, tulislah dengan diplomatis, meski dalam deklarasi perang sekalipun seseorang harus mempelajari aturan-aturan kesopanan." -- Otto Von Bismarck.
"Lidah orang berakal dibelakang hatinya, sedangkan hati orang dungu di belakang lidahnya" -Ali bin Abi Talib.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.