Rabu, 28 Maret 2012

[Koran-Digital] Postur APBN Tak Seimbang-Belanja Pegawai Lebih Besar dari Belanja Modal

Postur APBN Tak Seimbang-Belanja Pegawai Lebih Besar dari Belanja Modal
PDF Print
Thursday, 29 March 2012
JAKARTA– Postur Rancangan APBN Perubahan (RAPBN-P) 2012 yang telah
ditetapkan Badan Anggaran (Banggar) DPR dan pemerintah dinilai belum
memihak kepentingan rakyat.

Ketidakberpihakan itu terlihat dari anggaran belanja pemerintah pusat
yakni besaran belanja pegawai dan modal yang tidak seimbang. Dalam
postur RAPBN-P 2012, belanja pegawai disepakati sebesar Rp212,242,8
triliun,belanja barang Rp186,555,9 triliun, dan belanja modal
Rp168,875,2 triliun. Persentase belanja modal hanya 10,9% dari total
belanja negara yang ditetapkan dalam RAPBN-P 2012 sebesar Rp1.548,3 triliun.

Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance
(Indef) Ahmad Erani Yustika menilai alokasi belanja modal yang lebih
kecil dibandingkan belanja barang dan pegawai menunjukkan
ketidakberpihakan pemerintah kepada rakyat. Bila ingin menggenjot
pembangunan sekaligus meningkatkan pendapatan per kapita, pemerintah
seharusnya memberi alokasi belanja modal lebih besar.

Dia mengatakan,kebijakan fiskal yang diharapkan bukan memperbesar
anggaran untuk membayar pegawai. "Politik fiskal harus menunjukkan
pemihakan kepada masyarakat, bukan untuk kepentingan birokrasi. Fiskal
pemerintah semakin menjauh dari upaya untuk pembangunan kesejahteraan
masyarakat," tutur Erani dalam diskusi dengan topik Subsidi BBM, Politik
Fiskal,dan Ekonomi Rakyat,di Jakarta,kemarin.

Erani menambahkan, data APBN periode 2004–2012 menunjukkan belanja
pegawai tumbuh 19,6%,belanja barang melonjak 38%, sementara belanja
modal 31%.Dalam kurun waktu 2006–2011, realisasi ketiga jenis belanja
tersebut juga mengalami peningkatan yakni belanja pegawai (20,1% per
tahun), belanja pegawai (24,8%), dan belanja modal (20,7%).

Erani mengemukakan, belanja modal memang terus tumbuh tapi itu belum
cukup karena jumlah anggarannya masih kecil dibandingkan belanja
pegawai. Data tiga tahun terakhir menunjukkan peningkatan anggaran yang
cukup signifikan pada belanja modal ataupun pegawai. Pada 2009,anggaran
belanja pegawai ditetapkan sebesar Rp127,7 triliun, belanja barang
Rp80,7 triliun, sementara belanja modal Rp75,9 triliun.

Pada 2010, anggaran belanja pegawai mencapai Rp148,1 triliun,belanja
barang Rp97,6 triliun, sedangkan belanja modal Rp88,4 triliun. Pada 2011
belanja pegawai sebesar Rp182,9 triliun,belanja barang mencapai Rp142,8
triliun, belanja modal hanya Rp141 triliun. Kecilnya anggaran belanja
modal ini diperburuk dengan lambatnya penyerapan sehingga pembangunan,
terutama infrastruktur, kerap terhambat.

"Problemnya dalam belanja modal penyerapannya rata-rata hanya
87%,"ungkap Erani. Anggota Komisi XI DPR dari PAN Laurent Bahang Dama
mengakui, belanja modal memang masih sangat kecil dibandingkan dengan
postur anggaran secara keseluruhan. Menurut dia, belanja modal yang
ideal adalah minimal 30% dari total belanja negara. Bila anggarannya
terlalu kecil,Laurent meyakini pembangunan tidak akan berjalan optimal.

"Paling tidak 30% dari total APBN. Paling kurang, sama dengan pendidikan
20%. Bagaimana mampu mendorong pertumbuhan ekonomi kalau belanja
modalnya kecil," ujar Laurent di Gedung DPR kemarin. Dalam RAPBN-P 2012
belanja modal ditetapkan Rp168,875 triliun atau naik 11,1% dari yang
diusulkan dalam APBN 2012 (Rp151,975 triliun).

Lebih tingginya alokasi anggaran belanja modal dalam RAPBN-P tahun 2012
tersebut terutama disebabkan oleh kebijakan penambahan alokasi untuk
berbagai program di bidang infrastruktur yang pendanaannya berasal dari
pemanfaatan saldo anggaran lebih (SAL) sampai dengan tahun 2011 sebesar
Rp20,295 triliun. maesaroh

http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/481536/

--
"One Touch In BOX"

To post : koran-digital@googlegroups.com
Unsubscribe : koran-digital-unsubscribe@@googlegroups.com

"Ketika berhenti berpikir, Anda akan kehilangan kesempatan"-- Publilius Syrus

Catatan : - Gunakan bahasa yang baik dan santun
- Tolong jangan mengiklan yang tidak perlu
- Hindari ONE-LINER
- POTONG EKOR EMAIL
- DILARANG SARA
- Opini Anda menjadi tanggung jawab Anda sepenuhnya dan atau
Moderator Tidak bertanggung Jawab terhadap opini Anda. -~----------~----~----~----~------~----~------~--~------------------------------------------------------------
"Bersikaplah sopan, tulislah dengan diplomatis, meski dalam deklarasi perang sekalipun seseorang harus mempelajari aturan-aturan kesopanan." -- Otto Von Bismarck.
"Lidah orang berakal dibelakang hatinya, sedangkan hati orang dungu di belakang lidahnya" -Ali bin Abi Talib.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.