Rabu, 28 Maret 2012

[Koran-Digital] Australia Basis Drone AS

Australia Basis Drone AS PDF Print
Thursday, 29 March 2012
SYDNEY– TNI dan Badan Intelijen Negara (BIN) harus mewaspadai menguatnya
militer Amerika Serikat (AS) di kawasan Asia. Australia kemarin
mengizinkan AS menggunakan wilayahnya untuk mengoperasikan pesawat
pengintai jarak jauh (drone).

Kehadiran kekuatan militer AS mesti ditindaklanjuti dengan optimalisasi
kekuatan intelijen dan pertahanan di wilayah perbatasan. "Kita harus
pertanyakan sejauh mana TNI dan BIN menyikapi hal ini karena secara
universal TNI memiliki tanggung jawab dan kewajiban dalam menangani
outwardlooking dalam menjaga negara," kata anggota Komisi I DPR
Susaningtyas Kertopati kemarin.

Menurut dia,BIN juga harus lebih aktif menggiatkan technology
intelligence. "Karena pesawat pengintai ini tentu punya teknologi yang
canggih yang keberadaannya harus kita counter bila memang mengancam
pertahanan negara,"ujarnya. Pemerintah RI sebelumnya telah memberikan
reaksi atas penempatan kekuatan militer AS di Darwin.RI menilai
kehadiran pasukan AS tidak mengancam kedaulatan Indonesia.

Australia mempersilakan AS mengoperasikan drone di Kepulauan
Cocos.Menteri Pertahanan Australia Stephen Smith mengungkapkan,
penggunaan Kepulauan Cocos merupakan opsi jangka panjang dalam kedekatan
Washington dan Canberra. Jalur landasan bandara juga bakal diperbaiki
jika memang kepulauan itu disepakati dijadikan pusat penerbangan pesawat
tanpa awak.

"Cocos merupakan sebuah kemungkinan. Itu prospek jangka panjang," kata
Smith kepada radio ABC."Tapi,Cocos bukan tempat ideal saat ini. Tapi,
kita akan melakukan beberapa hal seperti peningkatan fasilitas dan
infrastruktur, khususnya lapangan terbang." Kepulauan Cocos dianggap
sebagai lokasi paling ideal untuk menjadi pangkalan pesawat tanpa awak
yang bakal memantau rute jalur pelayaran paling sibuk di dunia dan Laut
China Selatan.

Baik China,Taiwan, Filipina,Vietnam, Malaysia, maupun Kamboja mengklaim
teritorial Laut China Selatan. Smith menganggap Kepulauan Cocos bukan
sebagai prioritas pemerintah dalam peningkatan kerja sama dengan
AS."Kita menganggap kehadiran AS di wilayah Asia Pasifik bakal menjadi
kekuatan perdamaian, kekuatan stabilitas, dan kekuatan kesejahteraan,"
papar Smith.

Namun, langkah itu dianggap sebagai meningkatkan upaya nyata kehadiran
AS di Asia Pasifik.Upaya itu dipastikan membuat khawatir China.
Australia sebenarnya merupakan sekutu AS.Tetapi, Canberra tetap
memandang Beijing sebagai mitra dagang terbesar. Karena itu,Australia
juga sangat berhati-hati dalam memainkan diplomasi dengan China."Kita
sangat terbuka dengan China mengenai rencana ini," kata Smith, dikutip
Reuters.

Sementara itu,Wakil Menteri Luar Negeri AS untuk Asia Timur dan Pasifik
Kurt Campbell telah berada di Australia sejak pekan lalu. Dia
mendiskusikan penempatan pertama 250 marinir pada bulan depan dan isu
lainnya. Bagaimana dengan tanggapan China? Juru Bicara Kementerian Luar
Negeri China Hong Lei mengungkapkan bahwa kerja sama merupakan "aspirasi
bersama dan kecenderungan" di wilayah.

"Kita berharap negara-negara di wilayah tetap memegang konsep keamanan
baru seperti persamaan, pembangunan bersama, koordinasi, keuntungan
saling menguntungkan, dan mengutamakan keselamatan bagi semua,"katanya.
Hugh White, analis pertahanan dari Universitas Nasional Australia,
mengatakan bahwa Australia dianggap sebagai "asetstrategi"oleh
ASuntukmemonitor perkembangan China. fefy dwi h/ andika hendra m

http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/481645/

--
"One Touch In BOX"

To post : koran-digital@googlegroups.com
Unsubscribe : koran-digital-unsubscribe@@googlegroups.com

"Ketika berhenti berpikir, Anda akan kehilangan kesempatan"-- Publilius Syrus

Catatan : - Gunakan bahasa yang baik dan santun
- Tolong jangan mengiklan yang tidak perlu
- Hindari ONE-LINER
- POTONG EKOR EMAIL
- DILARANG SARA
- Opini Anda menjadi tanggung jawab Anda sepenuhnya dan atau
Moderator Tidak bertanggung Jawab terhadap opini Anda. -~----------~----~----~----~------~----~------~--~------------------------------------------------------------
"Bersikaplah sopan, tulislah dengan diplomatis, meski dalam deklarasi perang sekalipun seseorang harus mempelajari aturan-aturan kesopanan." -- Otto Von Bismarck.
"Lidah orang berakal dibelakang hatinya, sedangkan hati orang dungu di belakang lidahnya" -Ali bin Abi Talib.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.