Rabu, 28 Maret 2012

[Koran-Digital] Demonstrasi Mahasiswa Semakin Anarkistis

Demonstrasi Mahasiswa Semakin Anarkistis PDF Print
Thursday, 29 March 2012
MAKASSAR – Demonstrasi mahasiswa menolak kenaikan harga bahan bakar
minyak (BBM) berlanjut kemarin. Bahkan aksi yang digelar di Makassar,
Sulawesi Selatan, diwarnai dengan pembakaran pos lalu lintas (lantas).

Selain di Kota Daeng, bentrokan antara mahasiswa dan aparat juga terjadi
di Jawa Timur, tepatnya di Surabaya,Malang,dan Bangkalan, yang
mengakibatkan puluhan mahasiswa terluka. Aksi mahasiswa yang diwarnai
anarkisme memicu keprihatinan mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla.Dia
mengimbau segenap mahasiswa dan semua lapisan masyarakat untuk menjaga
diri agar tidak melakukan demonstrasi yang berujung pada tindakan
anarkistis.

Khusus untuk mahasiswa Makassar, mantan Menteri Koordinator
Kesejahteraan Rakyat ini juga mengajak mereka menjaga Kota Makassar agar
tidak dikenal sebagai daerah yang anarkistis. "Janganlah Makassar ini
dikenal sebagai daerah anarkis( tis). Nanti ekonomi tidak jalan, nanti
mahasiswa saat sudah sarjana mau kerja di mana.

Di mana mau kerja, kalau ekonomi tidak jalan di daerah ini," tandasnya
kepada wartawan sebelum melakukan pertemuan dengan Kapolda Sulselbar
Irjen Pol Mudji Waluyo dan Wali Kota Makassar Ilham Arief Sirajuddin di
Gedung Wisma Kalla Makassar,kemarin. Rangkaian demonstrasi menolak
kenaikan harga BBM di Makassar hampir selalu diwarnai bentrokan. Bahkan
eskalasinya menunjukkan peningkatan.

Selain membakar pos lantas, massa demonstran juga memblokade jalan,
melempari supermarket, showroomdan melakukan sweeping. Pembakaran Pos
Lantas 507 Polrestabes Makassar yang berada di ujung Jalan Petarani-
Jalan Sultan Alauddin berawal dari penyerangan yang dilakukan puluhan
mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Sembilan Mata Oranye, sekitar
pukul 12.30 Wita.

Namun penyerangan ini dapat digagalkan karena 14 orang anggota polisi
lalu lintas dibantu warga setempat berhasil memukul mundur mahasiswa.
Namun pada pukul 17.27 Wita, mahasiswa dengan jumlah besar, mencapai
ratusan orang,kembali menyerang dan membakar pos lantas yang sudah tidak
dijaga aparat kepolisian. Dari pantauan SINDO kemarin, pada kesempatan
itu mahasiswa juga merusak lampu dan rambu lalu lintas.

Selain pembakaran pos lantas,demonstrasi penolakan kenaikan harga BBM
juga diwarnai dengan penyerangan terhadap Markas Polisi Sektor Kota
(Mapolsekta) Rappocini yang dilakukan mahasiswa Universitas Muhammadiyah
(Unismuh) Makassar.Seribuan mahasiswa yang menduduki Jalan Alauddin yang
menjadi akses ke Kabupaten Gowa juga melakukan aksi bakar ban.

Kepala Bidang Humas Polda Sulselbar Kombes Pol Chevy Ahmad Sopari
menegaskan pihaknya akan mencari provokator aksi pembakaran dan
pelemparan tempat polisi tersebut." Biarlah masyarakat saja yang
menilai. Kita akan identifikasi pelakunya dan kami nantinya akan
memanggil mereka untuk pertanggungjawaban," katanya. Wakil Gubernur
Sulsel Agus Arifin Nu'mang menyesalkan terjadinya aksi unjuk rasa yang
berakhir bentrok.

Dia menduga ada yang sengaja membenturkan masyarakat dengan mahasiswa
yang berdemo."Laporan yang saya terima, dari empat orang yang diamankan,
justru dua berasal dari luar Sulsel," ujarnya. Sementara di Surabaya,
unjuk rasa badan eksekutif mahasiswa (BEM) se-Jawa Timur (Jatim) yang
berlangsung di depan Gedung Negara Grahadi, sore kemarin, berakhir adu
pukul dengan aparat.

Para petugas bermaksud menghalau mahasiswa yang berusaha masuk ke kantor
gubernur tersebut.Dua mahasiswa dilaporkan pingsan dan beberapa lainnya
terluka. Selain itu sejumlah mahasiswa ditangkap polisi. Perwakilan BEM
sempat mengadukan tindakan represif aparat tersebut kepada Wakil
Gubernur Jatim Saifullah Yusuf.Mantan Ketua Umum GP Ansor itu pun
mempersilakan mahasiswa berdemo, tetapi harus dengan sehat dan demokratis.

Namun dia menolak permintaan mahasiswa untuk menandatangani dukungan
penolakan kenaikan harga BBM. "Ini bukan kapasitas saya karena ini
kewenangan pemerintah pusat,"katanya. Bentrokan juga terjadi di Kota
Malang. Insiden terjadi ketika polisi berusaha memadamkan ban yang
dibakar mahasiswa di kawasan Jalan Basuki Rahmat yang merupakan pusat
pertokoan dan perbankan.

Tindakan pemadaman api ini direspons mahasiswa dengan melempari aparat
kepolisian. Insiden lempar batu yang berlangsung sekitar satu jam
membuat arus lalu lintas macet total. Sejumlah pertokoan dan perkantoran
memilih langsung menutup pintu karena khawatir kericuhan akan meluas.

Situasi berhasil dikendalikan setelah Kapolres Malang Kota, AKBP Teddy
Minahasa Putra, turun tangan melakukan negosiasi. Sebelum terlibat
bentrokan di Jalan Basuki Rahmat,aktivis PMII juga terlibat aksi
bentrokan di Bundaran Tugu Kota Malang.

http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/481647/

--
"One Touch In BOX"

To post : koran-digital@googlegroups.com
Unsubscribe : koran-digital-unsubscribe@@googlegroups.com

"Ketika berhenti berpikir, Anda akan kehilangan kesempatan"-- Publilius Syrus

Catatan : - Gunakan bahasa yang baik dan santun
- Tolong jangan mengiklan yang tidak perlu
- Hindari ONE-LINER
- POTONG EKOR EMAIL
- DILARANG SARA
- Opini Anda menjadi tanggung jawab Anda sepenuhnya dan atau
Moderator Tidak bertanggung Jawab terhadap opini Anda. -~----------~----~----~----~------~----~------~--~------------------------------------------------------------
"Bersikaplah sopan, tulislah dengan diplomatis, meski dalam deklarasi perang sekalipun seseorang harus mempelajari aturan-aturan kesopanan." -- Otto Von Bismarck.
"Lidah orang berakal dibelakang hatinya, sedangkan hati orang dungu di belakang lidahnya" -Ali bin Abi Talib.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.