Rabu, 28 Maret 2012

[Koran-Digital] Soal Pornografi, Bali & Papua Dibedakan

Soal Pornografi, Bali & Papua Dibedakan
"Tapi bisa kita rasakan sesuatu yang rasa-nya pornografi."
Rabu, 28 Maret 2012, 12:26 WIB
Aries Setiawan, Nila Chrisna Yulika

VIVAnews - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah membentuk unit kerja
baru yang diberi nama, Gugus Tugas Pencegahan dan Penanganan Pornografi.

Keberadaan Gugus ini, menuai pro kontra. Beberapa orang menganggap
keberadaan unit yang mengurusi persoalan pornografi ini justru akan
menghapus keragaman kebudayaan masyarakat. Misalnya, budaya di Bali dan
Papua.

Menurut Menteri Agama, Suryadharma Ali, aturan anti pornografi nanti
akan diberlakukan khusus di daerah Bali dan Papua. "Karena memang
budayanya seperti itu," kata Suryadharma di Gedung DPR, Rabu 28 Maret 2012.

Suryadharma menjelaskan, misalnya pada masyarakat Bali yang menggunakan
kemben. Meski menggunakan kemben, menurut dia, tidak terasa aura
pornografinya.

"Apalagi penari-penarinya, dengan gerakan tarian yang betul-betul
artistik, tidak eksotik. Karena ada yang menggunakan baju biasa saja,
tapi gerakannya eksotik itu akan jadi lain," Suryadharma menjelaskan.

Meski begitu, kata dia, definisi pornografi itu sendiri belum diputuskan
oleh tim ini. "Tapi bisa kita rasakan sesuatu yang rasa-nya pornografi,"
tambahnya.

Hingga saat ini, kata dia rencana kerja dan aturan dalam pelaksanaan
kerja tim ini masih disusun. "Jadi memang belum bisa disampaikan. Nanti
akan ada rapat pertama yang akan dipimpin oleh ketua gugus tugas, Agung
Laksono selaku menko kesra. Kemudian selanjutnya akan disampaikan kepada
ketua harian untuk dilaksanakan," jelas Suryadharma yang menjabat ketua
harian di gugus tugas.

Untuk menentukan definisi dan gambaran tentang pornografi, kata dia,
gugus ini akan meminta masukan dari masyarakat.

Dijelaskannya, pada tahapan pertama adalah sosialisasi mengenai apa saja
yang termasuk dengan pornografi. Kemudian aktivitas-aktivitas seperti
apa yang menyerempet pornografi, misalnya seperti iklan. "Kemudian juga
seperti perhotelan, tempat-tempat hiburan," lanjutnya.

Lalu bagaimana tolak ukurnya? "Tolak ukur rasa universal saya kira ada.
Itu pasti ada," jawabnya. (adi)

http://us.nasional.vivanews.com/news/read/299911-soal-pornografi-di-bali---papua-dibedakan

--
"One Touch In BOX"

To post : koran-digital@googlegroups.com
Unsubscribe : koran-digital-unsubscribe@@googlegroups.com

"Ketika berhenti berpikir, Anda akan kehilangan kesempatan"-- Publilius Syrus

Catatan : - Gunakan bahasa yang baik dan santun
- Tolong jangan mengiklan yang tidak perlu
- Hindari ONE-LINER
- POTONG EKOR EMAIL
- DILARANG SARA
- Opini Anda menjadi tanggung jawab Anda sepenuhnya dan atau
Moderator Tidak bertanggung Jawab terhadap opini Anda. -~----------~----~----~----~------~----~------~--~------------------------------------------------------------
"Bersikaplah sopan, tulislah dengan diplomatis, meski dalam deklarasi perang sekalipun seseorang harus mempelajari aturan-aturan kesopanan." -- Otto Von Bismarck.
"Lidah orang berakal dibelakang hatinya, sedangkan hati orang dungu di belakang lidahnya" -Ali bin Abi Talib.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.